Minggu, 19 Desember 2010

Kegilaan Agnes: The Best Over 24 Hours


Agnes antara sadar dan tidak kertika ia merasa ada sesosok tubuh masuk ke balik selimut yang menutupi tubuh bugilnya, lalu kehangatan tubuh yang juga telanjang terasa melingkupi gadis yang merasa nyaman oleh kehangatan yang datang tiba-tiba ini. Tangan sosok itu memeluk tubuh nya dengan erat dari belakang, hingga Agnes bisa merasakan tonjolan dua bukit payudara yang menghimpit punggungnya. Tunggu…Payudara? Tangan Agnes bergerak ke paha sang pemeluk dan…’ Damn, ini pinggul perempuan’ desah Agnes dalam hatinya, sambil mencoba mengenali suara desah sosok di belakangnya yang kini terangsang oleh jemari Agnes yang telah berpindah ke selangkangannya.
‘Mmmmm… kamu nakal, Marni…’ desah Agnes sambil menikmati ciuman lembut di tengkuknya dan remasan halus di payudaranya.
‘Non, ko’ bisa tau?’ tanya sosok itu sambil merayapi perut rata Agnes, dan meremasi pinggulnya yang membuat gadis itu mendesah lirih.
‘Aku kenal aromamu, Marni, lagi pula body sexy ini siapa lagi yang punya,’ desah gadis itu, ketika merasakan jemari Marni bermain di labianya.
Agnes kemudian membalikkan tubuhnya untuk kemudian memeluk Marni. Marni adalah salah satu pekerja di rumah Agnes, umur gadis itu sendiri sudah dua puluh tahun, namun ia selalu santun.
Agnes menyenangi Marni karena selain kebaikan hatinya, Marni juga selalu merawat tubuhnya hingga sebenarnya tubuhnya tak kalah sexy dengan sang nona yang kini, tersenyum nakal padanya dan melumat bibirnya dengan lembut.
‘Kamu jail, Mar… kenapa kamu bangunin aku begini?’ desah Agnes di sela pagutan bibirnya.
‘Aku kangen non, aku pengen ngerasain tubuh  sexy non….’ lirih Mari sambil mengusap lembut punggung Agnes yang menggeletar karena terangsang.
‘Kamu juga sexy, Mar…I like your bodz….’ kata Agnes sambil mremas buah pantat Marni, merapatkan pinggul dan tubuhnya, hingga kii payudara keduanya berimpitan, dan puting mereka makin mengeras akibat bergesekan.

Nafas keduanya mulai memburu, gerakan tangan keduanya juga makin liar, jelajah ke duanya makin luas, Agnes menurunkan kepalanya dan dengan gemas melumat payudara Marni yang kian mengeras dan mengacung menantang, punggung gadis itu melengkung hingga payudaranya makin maju dan makin dinikmati oleh Agnes yang dengan gemas, meremas bulatan bokong Marni. Lidah dan ciuman Agnes menuruni belahan dada Marni, bermain di perut yang rata, lalu dengan lembut menggigiti pinggul Marni juga di lipatan pahanya sehingga membuat gadis itu melejang-lejang kenikmatan. Jilatan Agnes turun ke paha dalam Marni, yang kini megapit kepala Agnes dengan pahanya, ia menahan rangsangan hebat yang dirasakannya, desahan gadis itu menggila. Namun dengan lembut, Agnes meregangkan paha Marni dan kembali meneruskan permainan lidahnya di paha mulus pembantunya itu, turun ke betis lalu tanpa merasa sungkan, mengisap ibu jari kaki Marni yang notabene adalah pembantunya. Marni menggeletar hebat, Agnes bisa melihat basahnya vagina gadis itu bahkan sebelum ia melakukan apapun di vagina itu. Dengan lembut Agnes membalikkan tubuh Marni, lalu mengangkat pinggul gadis itu, hingga vagina dan anusnya nampak mencuat dengan indahnya kemudian dengan lembut namun pasti Agnes menggigiti lipatan bokong Marni yang mendesah tertahan menerima rangsangan dahsyat itu, cupangan segera menghiasi lipatan pahanya namun Marni tak perduli, jemarinya memainkan clitorisnya sendiri sementara sebelah lengan lagi meremasi payudaranya. Marni kembali orgasme ketika akhirnya bibir dan lidah Agnes bermain di vaginanya dengan ahlinya, lidah sang bintang merayapi labia dan menusuk-nusuk vaginanya. Orgasme gadis itu makin menjadi ketika dengan rakusnya, Agnes menjilati lubang anusnya tanpa jijik, bahkan lidahnya ditekan masuk ke dalam rongga anus Marni yang makin kelojotan tanpa daya. Agnes tersenyum melihat Marni menggeletar kenikmatan oleh permainannya, ia sendiri sama sekali belum on namun orgasme bukan hal yang terutama untuk dirinya. Kepuasan yang diperoleh lawan mainnya itu yang terutama, maka kini dengan tenang, ia menarik selimut menutupi tubuh bugil mereka berdua dan kini, Agnes yang memeluk Marni dengan mesra dari belakang.  Agnes melihat jam 01.00, kemudian ia terlelap.

***********************
03.00

Kecupan mesra di bibir Agnes mengiringi Marni yang beringsut ke luar kamar sang nona, untuk bersiap melakukan pekerjaannya. Agnes menggeliat malas lalu memutuskan untuk bangun, tak ada gunanya memaksakan diri untuk tidur.  Kemudian tanpa jengah gadis itu berjalan santai dalam kamarnya tanpa sehelai benangpun menutupinya sambil mendengarkan musik melalui iPodnya. Sebuah pelukan ganas mengagetkannya, ia mencoba teriak namun sebuah tangan kekar menahan jeritannya.
‘Nnnnnooooon…. maaf…. saya Ujjjaaaaang.’ bisik sang penyerang dengan gagapnya.
‘Ttttoooollllooong ja..jangan jerit non…tttooollloooong’ desak tukang kebunnya lagi.
Agnes mengangguk meyakinkan Ujang, adrenalin gadis itu sudah naik tanpa disadari sang tukang kebun, perbuatannya membuat Agnes on.
Tuang kebun itu perlahan melepaskan bekapan tangannya dan begitu yakin bahwa nona majikannya tak akan teriak, tangannya segera meremas tubuh sang nona dengan kasar dan liar.
‘Ssssssaaaayyyya ngga ku kuat pengen ngentot, non. Sa…saya liat non ewean sama Mmmmarni…. Sa saya ngga tahan, saya mau nge..ngeheeee.’
Agnes tertawa kecil karena kepolosan tukang kebunnya yang baru berusia tujuh belas tahun itu. Agnes membiarkan saja ujang mencupangi leher jenjangnya, bahunya. Agnes menerima saja remasan kasar sang pemuda di payudaranya. Lalu dengan sedikit kasar Ujang merebahkan Agnes di lantai marmer kamarnya, lalu mulutnya dengan rakus menjilati vagina Agnes yang kini mendesis keenakan. Gadis itu membantu pergerakan lidah Ujang dengan memainkan clitorisnya sendiri dan meremasi kedua payudaranya yang juga sedang dimainkan Ujang. Kemudian dengan bernafsunya, Ujang menaikkan betis Agnes ke bahunya dan dengan sekali hentak menghujam vagina Agnes dengan penisnya. Tubuh Agnes melengkung menerima sodokan itu, desahan kepuasan keluar dari mulut sang gadis yang kini terhentak-hentak seiring sodokan kasar sang tukang kebun.

Lalu Ujang membalikkan tubuh Agnes hingga menungging lalu dengan kasar menghujam vagina Agnes yang mendesah kenikmatan karena merasakan sodokan yang makin dalam di vaginanya. Tangan Ujang sendiri bergerilia di sekujur tubuh sang artis idola yang makin meracau tak jelas. Pemuda itu sendiri tak bisa bertahan lama lagi karena jepitan vagina sang nona seakan meremas penisnya yang pada akhirnya. Untunglah kamar Agnes termasuk kedap suara hingga lolongan kedua insan yang mencapai orgasme itu tak sampai membangunkan penghui rumah yang lain. Ujang terduduk kelelahan di lantai yang kini basah oleh keringat dan tetesan cairan cinta mereka berdua, wajahnya menunjukkan kepuasan yang amat sangat. Namun ternyata sang nona masih mempunyai hadiah kecil bagi Ujang yang mampu membuatnya orgasme. Tanpa ragu, Agnes menghisap penis Ujang yang masih setengah loyo, membersihkan sperma yang meleleh di sana. Ujang mendesah kenikmatan, penisnya yang kini kembali tegang dideepthroath olah sang majikan tanpa ragu. Bahkan tak ada penolakan dari sang gadis ketika dengan kasarnya Ujang menekan kepala gadis itu hingga hidung imutnya tertanam di bulu selangkangannya dengan sukses. Kepuasan itu begitu hebat dirasakan Ujang ketika dengan sukses Spermanya menyerbu tenggorokan sang gadis yang dengan rakus menghisap habis sperma yang kini meluncur dengan mulusnya ke dalam perut sang gadis.
 Agnes tersenyum geli ketka melihat Ujang berjlan tertatih ke luar kamarnya sambil memegagi kedua lututnya yang nampak goyah. Matanya tertumbuk pada jam di dinding kamarnya, 04.00.

Tanpa repot membersihkan sperma yang melekat di tubuhnya, Agnes membuka laci pakaiannya, mengambil sebuah hotpants putih dan langsung memakainya, hingga lelehan sperma di vaginanya dengan sukses membasahi bagian selangkangannya dan membuat belahan vaginanya merekah membayang jelas. Sebuah sportsbra senada menutupi bungkahan payudaranya yang sekal itu dan sebuah hooded sweater dengan belahan samping yang memanjang hingga ke pinggang ikut menambah kesexyan sang gadis yang kini dengan tambahan angkle socks dan sneakers segera keluar dari rumah mewah itu dan mulai berlari kecil untuk memulai jogging paginya. Jalanan kompleksnya masih sepi, gadis itu berlari dengan santai, butiran keringat mulai membasahi tubuhnya yang berkilat sexy tertimpa temaram lampu jalan. Agnes berhenti di sebuah pohon besar untuk menarik nafas, ketika gadis itu mendengar langkah kaki menghampirinya. Ternyata tiga orang satpam komplex yang baru saja berkeliling. Mata mereka jalang melihat Agnes yang berpakaian sangat sexy.
‘Eh pecun!’ gertak salah seorang dari mereka, ‘Ngapain lu jual diri di sini! Sekarang mendingan lu ikut kita ke kantor biar diangkut ke dinas sosial’
Agnes tersenyum binal dan malah berkata,
‘Apa bapak-bapak ngga sayang, nyerahin saya ke dinas sosial, dan ngebiarin petugas di sana nikmatin tubuh saya?’
Lalu dengan santai Agnes membuka retsluiting sweaternya, dan membiarkan mata satpam komplex itu menatap perut sixpacknya yang dialiri keringat.
‘Gu…gua masih punya iman’ kata salah seorang satpam dengan tergagap, Agnes tersenyum dan mendekati orang itu, dan ketika tangannya menyentuh penis sang satpam dari balik celana dinasnya…

‘Perek lu..’ Jerit sang satpam tak lagi bisa menahan nafsunya.
Dengan brutal ia membanting Agnes ke tanah, membuka paksa hotpantsnya, lalu dengan tergesa menurunkan celananya dan dengan ganas mengangkangan paha Agnes lalu menghujamkan penisnya dengan kasar.
‘Pecun lu…lonte…gua entot lu…ngghhheeheeee!’ racau satpam itu sambil membombardir vagina Agnes, dua satpam lagi tak ingin ketinggalan, dua penis yang sudah ereksi sempurna segera saja berebutan menampari pipi Agnes, yang langsung mengoral kedua penis itu bergantian.
Lalu satpam yang menggenjot Agnes membalikkan posisi mereka hingga kini Agnes berada di atas sang satpam. Sports branya disingkap ke atas, dan segera saja payudara sekalnya menjadi bulan-bulanan satpam itu. Agnes merasa ada benda tumpul yang disodok masuk ke anusnya, Ia menoleh genit dan memberi pandangan binal pada satu satpam yang dengan bernafsunya menyodominya. Dan kini ke tiga lubang gadis itu penuh dengan penis yang seakan berlomba ingin menghukum sang pelacur yang justru sangat menikmati kebrutalan mereka. Satpam di vaginanya meledak terlebih dahulu, geletar kepuasannya sangat terasa oleh Agnes yang juga turut orgasme. Satpam itu lalu memberi ruang pada temannya yang mencabut penis dari mulut Agnes untuk kemudian mengaduk vagina sang gadis dengan kasar dan secara sembaragan mengisi rahim gadis itu dengan sperma. Satpam terakhir mencabut penisnya, ia tersenyum dan mempertontonkan pada Agnes penisnya yang dihiasi bercak kuning kecoklatan hadiah dari anus sang gadis, lalu dengan santai menghujamkan penis itu ke vagina Agnes yang justru orgasme karena pelecehan itu.

Keempatnya duduk kelelahan menikmati hasil pergumulan mereka, lalu Agnes berujar santai,
‘Kalau sekarang bapak mau nyerahin saya silahkan, saya sih ngga apa-apa. Tapi bapak bakal kehilangan kesempatan buat ngentotin saya kapanpun bapak melihat saya dan pingin ngentot…’
Ketiga satpam itu saling berpandangan, pikiran mereka kalut. Namun demi melihat Agnes yang dengan santai duduk mengangkangkan kakinya dan memperlihatkan vagina yang mulus tanpa bulu dan merekah mengundang…
‘Mulai sekarang, lu lonte kita-kita… Kapan aja kita ketemu lu, dan pengen ngentot, lu harus ngelayanin kita…’seru satu satpam sambil mendesah ketika Agnes mendeepthroath lagi penisnya dengan rakus.
‘Kagak peduli lu lagi mens… atau lagi ngga pingin… lu harus layanin kita..’ kata temannya sambil asyim menyodomi Agnes
‘Dan kita bakal hamilin lu biar beranak dari satpam…’ geram satpam satunya lagi sambil dengan kasar menyodoki vagina Agnes….
Agnes melihat jam tangannya. 05.45….
Agnes terkikik geli melihat sepeda motor yang dikendarai ketiga satpam itu berjalan oleng bahkan nyaris jatuh, dan senyum nakal mengembang mengingat keinginan satpam itu untuk menghamilinya. Tak ada yang tau rahasia Agnes kalau dirinya sudah melakukan tubektomi, hingga dirinya aman menerima donor sperma tanpa khawatir hamil.

Gadis itu kembali berlari santai melanjutkan joggingnya, ketika ia melihat seorang penjual bubur ayam sedang melintas. Perut lapar sang gadis mengingatkan dia kalau ia belum sarapan, maka dengan segera ia memakan dengan lahap bubur ayam itu, namun…
‘Aduh pak… saya lupa bawa uang…’
‘Waaah, neng jangan gitu dong… saya belum dapet penglaris. Masa udah diutangin lagi’, keluh pedagang bubur itu sambil memandang kesal pada Agnes
‘Gini aja bang, rumah saya di  jalan xxx, no xx. Nanti abang dateng aja ke sana dan minta pembayarannya…’
‘Sembarangan aja si neng, udang ngga bisa bayar, nyuruh lagi…’ketus penjual bubur yang matanya kini bernafsu melihat kemulusan sang gadis, lalu lanjutnya,’Lagian gimana kalau neng bohong… saya ngga mau rugi dua kali dong…’
‘Yaaah, bang… terus gimana dong?’ desah Agnes manja…
Jakun penjual bubur itu bergerak tak terkendali ketika ia melihat Agnes sedikit membungkukkan badannya hingga bungkahan payudaranya yang tertutup sports bra terekspose.
‘Atau…. saya bayar pake ini aja, ya?’ kata Agnes genit sambil menurunkan celana pangsi tukang bubur yang kini tak bisa berkata-kata, terlebih ketika dengan ssantainya Agnes menjilati penis yang sudah sangat tegang itu bagai menjilati ice cream, menjilati buah zakar yang berbulu itu dengan nikmatnya, lalu mengulum penis itu sambil memberi handjob pada tukang bubur yang blingsatan. Dan ketika hidung sang gadis bertumbukan dengan selangkangannya, tukang bubur itu tak tahan untuk tidak menekan kepala Agnes sambil menyemburkan sperma yang begitu banyak hingga Agnes tersedak dan sperma itu keluar bagai ingus dari hidungnya. Dengan santai Agnes menjilati sperma yang terbuang itu, lalu berbisik lirid di telinga tukang bubur yang sekarang terduduk kelelahan, ‘baaaaaang, lunas, ya?’
Kepala tukang bubur itu mengangguk-angguk lemah, sambil menarik nafas. Agnes tersenyum dan berlalu dari tempat itu.

Di rumahnya, Agnes berpapasan dengan Marni yang wajahnya tersipu malu dan Ujang yang menatap kemolekan majikannya dengan bernafsu, namun tak bisa berbuat apa-apa karena seluruh penghuni rumah mulai bangun. Agnes menyiapkan jacuzzynya, dan ketika rasa hangatnya dirasa cukup, gadis itu sgera membenamkan dirinya dalam kehangatan air. Bayangan persetubuhannya membuat Agnes on lagi, tangannya dengan lembut mengusap clitorisnya sambil sebelah lengan meremas payudaranya. Lenguhan panjang menandakan klimaks yang sangat hebat dari sang gadis….

****************************
08.00

Hari ini Agnes terbebas dari semua rutinitas latihan vocal dan tarinya hingga dengan santai ia memacu sepeda motornya mengarungi jalanan. Di sebuah pertigaan mendadak seorang polisi menghentikan sepeda motornya.
‘Pagi mBak, bisa lihat surat-surat kendaraannya…’
Polisi dengan perut buncit dan kumis baplang itu nampak tidak konsentrasi memeriksa surat-surat karena kemeja tanpa lengan Agnes dan celana jeans super mininya menggoda sang polisi.
‘Eeehm… mBa sudah melanggar aturan lalulintas,’ kata polisi itu mencari alasan
‘mBak akan saya tilang, ayo ikut saya ke pos…’ katanya lagi…
Dengan ringan Agnes mengikuti langkah kaki sang polisi dan mereka masuk ke sebuah pos yang agak tersembunyi di mana ada tiga orang polisi lagi dengan tampang sangar menanti.
‘Waaah… siapa nih?’ tanya seorang polisi
‘Biasa, pelanggar lalin.’ kata polisi yang membawa Agnes
‘Jangan-jangan maling motor nih…’
Polisi tadi menatap Agnes dengan sinis dan berkata, ‘Kayanya kamu memang maling…’
Agnes menatap mereka dengan santai lalu berkata, ‘Saya bukan maling, pak… lagian, di mana saya bisa nyembunyiin barang curian?’ kata Agnes sambil berdiri dan merentangkan tangannya.
Para polisi itu mendadak mendapati selangkangan celana mereka makin sempit, lalu dengan suara dibuat berwibawa, polisi tadi berkata.
‘Kami baru percaya kalau kamu sudah digeledah’
Agnes menatap binal, dan mendesah cabul, ’silahkan pak… geledah aku…’

Salah satu polisi memberi perintah, ‘Sekarang kamu buka baju kamu…’, dengan sensual Agnes menarik kausnya ke atas dan membiarkan mata para polisi melotot melihat payudaranya yang menantang bebas, dan upperbody dengan definisi otot yang jelas.
Dengan parau sebuah perintah kembali keluar, ’sekarang celana mu…’, dengan gaya menggoda, Agnes membuka kancing celananya, menurunkan ritsluiting, lalu dengan ringan membalikkan tubuhnya membelakangi para polisi yang menadang takjub punggung sang gadis yang lalu membukkukkan badanya sambil melolosi celananya. Agnes bisa mendengar dengusan liar para polisi yang melihat keindahan bokongnya yang tak berbalut celana dalam, vaginanya yang rapat dan lubang anusnya menyihir keempat polisi itu yang bagai zombi bangkit dan mulai menggerayangi tubuh Agnes. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kakinya, tak ada satu tempatpun yang terlewat dari ‘pemeriksaan’ itu dan jejak remasan kemerahan menghiasi paha, pinggul, pantat dan payudaranya. Lalu seorang polisi duduk di meja yang ada di pos itu dan berkata,
‘Kita mau tes kadar alkohol kamu, sekarang lakukan breathalizer!’ sambil mengacungkan penisnya yang sudah tegang itu.
Mata Agnes berbinar melihat penis dihadapannya, dan tanpa ragu melahapnya dengan rakus dan melakukan breathalizer, sementara sepasang tangan kekar membuka belahan pantatnya dan sebuah suara berat berkata,
’sekarang internal checking!’
Agnes melenguh keenakan ketika penis itu menyodok lubang anusnya, tubuhnya bergetar menahan kenikmatan itu sementara mulutnya makin liar melakukan deepthroath hingga….
Dengan sensual Agnes menjilat sisi bibirnya yang belepotan sperma, lalu suara desahan bersahutan di pos itu ketika dengan brutal polisi di anusnya bergerak untuk kemudian memuntahkan muatannya… Dua polisi yang tersisa menghimpit Agnes dari depan dan belakang bagaikan sandwich, lalu polisi yang di depan Agnes mengangkat kedua kaki Agnes. Erangan keras membahana dari mulut ketiga insan itu, bahkan Agnes sampai mendapatkan orgasme ketika vaginanya dihujam dua penis secara bersamaan. Kenikmatan yang dirasakan Agnes begitu besar, hingga dengan la ia membalas perlakuan kasar dua polisi itu dengan meliukkan tubuhnya dengan sensual, membiarkan tubuhnya dicupangi…

*************************
Jam 10.00

Akhirnya pemeriksaan itu selesai…Tuduhan pencurian tak terbukti, namun Agnes diminta melakukan wajib seminggu tiga kali selama satu bulan di pos itu. Agnes menyetujuinya dengan wajah berbinar, lalu dengan santainya melanjutkan berkendara meninggalkan para polisi yang kini merasakan linu setelah sperma mereka diperas habis oleh sang gadis. Dan kini sepeda motor itu kembali meluncur bebas membelah Jakarta, hingga pada sau titik, Agnes merasa panggilan alam membuatnya mencari tempat pembuangan.
Sebuah WC umum seakan sudah menanti Agnes untuk tergopoh-gopoh segera masuk dan menuntaskan hajatnya. Gadis itu tidak menyadari kalau WC itu merupakan tempat mangkal preman, pengamen dan gepeng. Agnes tak menyadari ketika ketergopohannya menarik perhatian para begundal itu, yang kini menanti dengan sabar hingga terdengar suara cebokan dan suara toilet disiram. Agnes terkejut ketika pintu WCnya dibuka paksa, celana jeansnya masih tersangkut di lututnya. Seorang preman bertampang saram dan mabuk masuk ke dalam toilet itu, lalu dengan membuka celananya dan mulai kencing.
Mata Agnes terpaku pada penis itu, ia lupa kalau kini vagina dan pantatnya terkespose bebas.
‘Eh perek, ngapain lu liat kontol gua?’ bentak preman tadi menyadarkan Agnes, dan tanpa basa-basi preman tadi menjambak rambut Agnes, memaksanya berlutut di lantai WC yang bau itu lalu dengan sadisnya menjepit hidung Agnes hingga gadis itu membuka mulut mencari nafas.
‘Nah sekarang lu bersihin kontol gua.. gua males cebok’ kata preman tadi dengan santai sambil tangannya menekan kepala Agnes hingga wajah gadis itu tertanam di selangkangannya.
Agnes merasakan ada beberapa penis lagi di sekelilingnya, dan dengan bernafsu Agnes mengocoki semua penis itu sambil meresapi penis sang preman yang dengan kasar memperkosa mulutnya. Kemudian setelah sperma sang preman masuk dalam perut Agnes, gadis itu ditunggingkan dengan wajah tepat berada di depan lubang toilet. Desah Agnes memenuhi toilet yang sempit itu ketika penis demi penis menghujam vagina dan anusnya. Ia bisa merasakan beragai ukuran penis, panjang, pendek, gemuk, besar, super. Selain itu beragam tekstur juga bisa dirasakan gadis itu. berurat, polos, kepala jamur, bersisik, berkutil. Bahkan mulutnya juga penis-penis yang berdaki dan berjamur untuk dipuaskan. Agnes mendapatkan multiple orgasme dalam session ini, dan penjaga WC yang juga menikmati Agnes di ketiga lubangnya merasa senang karena pendapatan toiletnya bertambah luar biasa hari itu. Ada sekitar lima puluh orang yang mendadak ingin ‘buang air’ di dalam ‘lubang toilet’ yang kini sedang di sandwich dalam posisi berdiri.

*************************
Pukul 14.00

Agnes berjalan sedikit sempoyongan setelah tambahan duapuluh lima penis lagi mengisi tiga lubang kenikmatanya. Selruh tubuh dan pakaiannya basah oleh keringat dan sperma. Sedikit tertatih ia melangkah melewati geletakan penikmatnya yang terkapar kelelahan.
Senyum genit tersungging di bibirnya sebelum kembali sepeda motornya, membuka bagasi motor, dan dengan santai mengganti pakaiannya dengan baju ganti di depan penikmatnya yang melotot liar tanpa sanggup berdiri lagi. Kemudian dirinya meluncur ke sebuah mall, ia masuk ke sebuah counter pakaian dan memilih beberapa pakaian.
‘mBak…’tegur Agnes pada seorang penjaga toko yang nampak memancarkan ketertarikan pada Agnes
‘Saya mau nyobain baju… bisa temanin saya?’
Pelayan toko itu tersenyum binal dan membimbing Agnes ke changing booth, yang berada tepat di tengah counter, mereka berdua masuk ke dalam dan menutup tirai itu.
Dengan mesra pelayan toko itu mengangkat kaus Agnes, dan meloloskannya. Desahan Agnes ketika jemari sang pelayan toko memelorotkan celananya cukup mengundang keheranan para pelanggan yang lalu dengan sopan digiring pelayan lainnya untuk memberikan privasi pada Agnes yang kini sedang menjilati clitoris pelayan tokohingga lenguhan yang ditahan mengiringi semburan cairan cinta sang pelayan di mulut Agnes yang bagai kehausan menghisap habis cairan itu. Lalu dengan kelembutan sama sang pelayan toko mengoral vagina Agnes, sambil jari tegahnya menghujam anus sang gadis. Hentakan kepalan tangan yang menghantam vagina Agnes seiring kocokan jari tengah di anus itu mampu membuat Agnes orgasme panjang…

**********************
Pukul 15.30

Agnes keluar dari changing booth itu dengan wajah puas dan pakaian baru, ia cuek saja melewati barisan pelanggan yang merasa jengkel dan heran dengan kelakuan gadis itu yang kini sedang tersenyum nakal pada para pelayan toko yang nampak kegirangan karena di tangan mereka terdapat kartu nama Agnes, dan di belakangnya terdapat undangan untuk orgy lezbie party bersama Agnes. Agnes tersadar dari lamunanya ketika dirinya berada dalam section under renovation di mall itu, Ia melihat dua orang pekerja yang sedang melongo melihat tubuh sexynya yang terbalut night dress dengan belahan punggung sampai ke pinggulnya dan dengan high heel sexy yang membalut kaki jenjangnya. Senyum binal tersungging di bibir Agnes yang masuk ke dalam counter gelap itu dan menyapa pekerja itu.
‘Abang kerjanya rapi, hebat banget…’ desah Agnes sambil bergerak sensual di antara kedua pekerja yang mendadak menjadi sangat kikuk.
‘Aku mau kasih abang hadiah’ kata Agnes lagi sambil mencium lembut bibir keduanya, yang dengan semangat empat lima, melakukan french kiss dengan gadis yang menjanjikan mereka hadiah.
Liur ketiganya menyatu, Ages tak perduli dengan liur yang berleleran, tangan yang menggerayangi pinggul, pantat, payudaranya, serta bermain di vaginanya. Agnes menggigil keenakan ketika kedua pekerja itu mengoral vagina dan anusnya bersamaan dan orgasmenya memberikan tanda pada pekerja itu untuk mengambil hadiah mereka.

Dengan senang hati Agnes menduduki penis besar pekerja itu dan dengan binal membuka belahan pantatnya yang segera diisi oleh penis. Agnes mendesah-desah hebat seiring rotasi kedua pekerja itu di seluruh lubang tubuhnya. Mereka juga membimbing Agnes menciptakan gaya baru dalm bercinta yang membuat ketiganya orgasme, orgasme dan orgasme.

********************
Pukul 17.00

Mandor pekerja itu habis-habisan memarahi kedua pekerja yang disangkanya bermalas-malasan dalam bekerja karena menemukan mereka tertidur kelelahan di dalam counter itu, sementara Agnes dengan santainya melenggang ke luar mall. Memanggil taxi dan membiarkan motornya begitu saja di mall.

********************
Pukul 18.30

Agnes tiba di sebuah cafe remang-remang di kawasan kumuh Jakarta.
‘Ah Agnes… kamu dateng juga’ ujar seorang pria buncit sambil meremas pantat Agnes, ‘Aku sangka kau udah ngga mau lagi ke sini…..’
‘Tenang aja babah, aku masih senang main ke sini, lumayan buat hiburan…’ kata Agnes sambil menyelipkan jemari lentiknya ke balik celana sang pria yang langsung menggiring Agnes ke ruang kerjanya.
Foreplay itu berlangsung singkat karena babah pemilik cafe lebih memilih segera menghujam penis pendeknya ke vagina Agnes dan dalam hitungan menit menumpahkan spermanya ke dalam rahim Agnes yang nampak jauh, sangat jauh dari puas. Namun dengan bakat akting alaminya Agnes menampakkan wajah penuh kepanasan pada sang babah yang nampak seperti pria perkasa. Lalu Agnes bersiap di panggung, melakukan check sound sebelum berdandan merapihkan maskara dan lipstiknya yang luntur ketika membersihkan penis imut sang babah.
Agnes memandang para pemain musik dan berkata..’Masih ada waktu… mau ngentot?’

**********************
Pukul 22.00

Para pemusik dengan tenaga baru setelah bertempur dengan Agnes yang nampak terpuaskan oleh orgasme yang diperolehnya, mulai menghibur pengunjung cafe dengan lagu-lagu beat cepatnya dan dengan lirik yang mengundang birahi. Para pengunjung yang terutama golongan menengah ke bawah sangat terpukau dengan liukan binal Agnes di atas panggung yang tanpa malu melakukan striptease. Tubuh bugil gadis itu mengunjungi kursi tiap tamu sambil menggoda mereka hingga para pengunjung itu tak tahan untuk mulai mengelusi penis mereka. Ketika Agnes kembali ke atas panggung gadis itu melakukan hal yang extreme, mulai dari memainkan clitorisnya sendiri, menggesekkan vaginanya ke mike stand, hingga meliukkan tubuhnya hingga para pengunjung tak bisa bertahan lebih lama lagi, mereka segera berebutan naik ke panggung, berebutan merayapi tubuh Agnes, membasahi tubuhnya dengan liur dan minuman keras, lalu tanpa tau siapa yang mengomando, pesta gangbang terjadi di atas panggung itu. Microphone itu diganti oleh penis yang bergantian merasakan kelembutan tenggorokan sang idola, rahimnya tak lagi mampu menampung sperma yang ditumpahkan dari puluhan penis yang merangsek masuk ke dalam vaginanya, bahakan ada yang sampai masuk ke rahimnya. Anusnya juga menjadi pelabuhan penis yang seakan berlomba membuka lubang anus yang imut itu. Namun Agnes tak khawatir karena ramuan khususnya akan mengembalikan kondisi vagina dan anusnya kembali seperti perawan. Babah pemilik cafe sangat senang, jutaan rupiah bertebaran di panggung, menutupi tubuh Agnes yang tertutup sperma. Pesta sex itu baru saja berakhir dengan geraman pengunjung yang tak ingin pesta itu berakhir, namun bahkan untuk berdiri mereka harus dipapah….

***************************
Pukul 02.00, waktu cafe bubar…

‘Nez… benar kamu ngga mau bayaranmu?’ tanya babah yang keheranan karena Agnes menolak sepeserpun hasil keringatnya.
‘Aku dapat kepuasan lahir batin, bah… itu yang penting. Trus asal Nez masih boleh main ke sini, Nez udah sangat senang…’
‘Pintu cafe ini terbuka buat kamu sayang….’desah babah karena Agnes kembali menghisap spermanya sampai lemas…

**************************
Pukul 03.00

Marni membukakan pintu ketika Agnes pulang, gadis itu membimbing majikannya yang nampak mabuk itu ke kamar, membuka pakaian sang majikan sambil menahan nafsu untuk bercinta lagi. Ia akan membiarkan majikannya beristirahat. Tangan Agnes menahan Marni…
‘Maaaar’ desah Agnes manja…’temani aku tidur, yaaaaaa’
Marni tersenym nakal, ia lalu membuka pakaiannya, masuk ke balik selimut dan…
‘Kamu juga jang… ngga usah nyumput, sini gabung sama kita-kita..’ panggil Agnes sambil tersenyum melihat Ujang garuk-garuk kepala karena malu, lalu dengan segera membuka pakaiannya sendiri hingga bugil…
Agnes merasa nyaman karena tubuhnya dipeluk dari depan dan belakang oleh dua orang yang kini bersamaan menberikan kehangatan bagi tubuhnya…
It was a great day adventure….damn real good…

Aura Kasih: The Rising Star


‘..and… Cut !!!’ sang produser Anton Ismael bertepuk tangan sambil bersalaman dengan sang bintang video klip. Aura Kasih adalah nama sang bintang. Sebagai bintang baru di Indonesia dia sudah cukup dikenal lebih dahulu sebelumnya lewat Miss Indonesia 2007. Hari ini Aura baru saja menyelesaikan syuting untuk video klip terbarunya yang berjudul “Mari Bercinta”.”
‘Gimana hasilnya Ton?’ Tanya Aura sambil duduk di sebelahnya.
‘Bagus..bagus banget..’ kata Anton sambil mempertunjukkan klip yang sudah jadi.
‘Ga terlalu vulgar kan ya ?’
‘Ga lah Ra, udah lah ga usah dipikirin mending sekarang loe beres-beres..siap-siap buat pulang..gua juga mo pulang soalnya..ok ? Ngantuk banget neh..dah pagi buta begini’ sambil berkata demikian, Anton pun menguap kemudian berlalu sambil menyuruh kru yang lain membereskan peralatan.

Saat mau berjalan ke ruang ganti, Aura melihat Pak Rudi sedang berdiri dekat pintu masuk studio. Aura pun berjalan ke arah Pak Rudi, sopir pribadinya. Pak Rudi memang sudah berumur, usianya genap 60 tahun, tahun ini. Cucu pun sudah dua. Namun ia memiliki perawakan yang pendek dan kurus. Rambut pun sudah putih semua.
‘Pak, tunggu bentar ya, aku ganti baju dulu’
‘Iya Non, Bapak tungguin kok, tenang aja..’
Aura tersenyum mendengar jawaban tersebut. Pak Rudi memang baru menjadi supir pribadinya. Baru dua bulan terakhir dia bekerja pada gadis berdada montok ini. Selama ini sikapnya selalu ramah dan baik kepada sang majikan. Atau mungkin bisa dibilang pura-pura baik dan ramah. Karena dalamnya laut bisa diukur tetapi dalamnya hati…tidak. Aura pun berjalan ke arah ruang ganti pakaian artis. Sementara Pak Rudi tersenyum licik dari belakang. Karena jujur saja sejak hari pertama kerja, Pak Rudi sudah sangat bernafsu dengan Aura Kasih. Dia selalu menunggu nunggu hari dimana dia bisa merasakan tubuh Aura yang masih muda belia. Tidak seperti istrinya di kampung yang sudah tua.
‘Hari ini pokoknya gua harus ngerasain tuh body artis..pasti sedep banget rasanya’ Pak Rudi berkata dalam hati sambil terus memandang Aura dari kejauhan.
‘Ra, gua duluan ya… !!!’ teriak salah seorang temannya dari kejauhan.
‘Oh iya Ca, thanks ya..bye’

Tiba-tiba saat mau masuk ruang ganti, sang manajer datang dari jauh dan memanggilnya sambil menyerahkan HP milik Aura karena ada telepon. Setelah menyerahkan HP tersebut, sang manajer pun berpamitan karena harus buru-buru pulang. Ya semua memang buru-buru untuk pulang karena jam 1 lewat 15 di pagi hari. Rasa ngantuk yang luar biasa membuat semuanya buru-buru ingin beristirahat di rumah.
‘Halo…’
‘Halo ini Aura Kasih ya?’ terdengar suara perempuan dengan nada Jawa.
‘Iya, ini siapa ya ?’
‘Wah kami ini fans nya mba Aura, sekarang kami ada di dekat studio tempat mba syuting..keluar dulu dong..foto-foto sama minta tanda tangan’
‘Oh gitu ya, tapi ga bisa lama-lama ya..aku mo buru-buru pulang’
‘Iya bentar aja kok mba Aura’
Akhirnya percakapan di telpon pun diakhiri dan Aura pun berjalan ke arah pintu keluar studio. Anton yang sudah membereskan barang pun hendak keluar lewat pintu yang sama.

‘Belum beres-beres juga, Ra ?’
‘Iya nih mo ketemu fans dulu bentar..’
‘Oh ya uda gua balik dulu d ya..bye..’
‘Ok..thanks bgt ya..bye’
Anton pun membuka pintu dan mendapati sekitar 10 orang yang mengaku fans Aura Kasih. Ia pun senyum kepada mereka dan berlalu.
‘Haii’ Aura menyapa mereka dengan ramah.
‘Aaaaaaaaa… ‘ teriakan mereka berubah histeris saat melihat Aura dan langsung menyerbu minta tanda tangan. Semuanya adalah perempuan. Mereka begitu antusias melihat Aura Kasih dan langsung berebut tanda tangan.
‘Oke satu-satu ya’ kata Aura sambil tersenyum.
Beberapa dari mereka langsung siap dengan kamera, jepret sana, jepret sini. Beberapa sibuk bertanya ini itu ini itu. Aura menjawab, berfoto, dan memberi tanda tangan dengan ramah dan penuh senyum.
Tidak terasa hampir 1 jam jumpa fans dadakan tersebut terjadi.
‘Aku rasa cukup ya..sori banget neh aku capek jadi mau pulang’
‘Yaaaaaa bentar lagi dong mba ya…please….’ Rengek salah satu dari mereka.
‘Iya kan kita jarang banget bisa ketemu langsung sama mba..’ timpal yang lain.
Karena tidak tega maka Aura pun meladeni mereka kembali.
‘Ok, tapi 15 menit lagi aja ya ?’
‘Horeeeee..makasih ya mba..duh mba Aura ini uda cantik, baik, seksi juga ya..’ yang lain pun menganggukan kepala tanda setuju.

Setelah waktu yang dijanjikan habis, Aura pun berkata ‘Dah ya..udah pagi buta nih..tapi thanks banget loh dah mau repot-repot kesini..’
‘Ga masalah, yang penting kita bisa ketemu sama mba Aura..’ mereka sambil senyum-senyum berkata demikian.
‘Ya uda mba Aura..makasih ya..’ mereka pun berlalu sambil terus ngobrol satu sama lain sepanjang jalan. Aura pun senyum melihat adegan tersebut dari kejauhan. Tidak berlama lama di luar, Aura pun masuk ke dalam studio untuk beres-beres dan berganti pakaian. Dia lihat di dalam ruangan Pak Rudi sudah tidak ada. ‘Tapi di luar mobilnya masih ada..’ begitu pikiran Aura. ‘ya uda lah mungkin lg ke toilet kali’ dia pun masuk ke ruang ganti.

*****************************

‘Nih 100 ribu bagi 10 ya’ kata Pak Rudi pada perempuan-perempuan itu.
‘Ya masa cuma 100ribu Pak ??!! Kan janjinya 500 !! Gimana seh neh ??!!’ keluh salah satu dari mereka.
‘Eh Tuti, denger ya, gua belom gajian, klo semuanya gua bayar sekarang, ntar bini gua di kampung curiga !!! Ngerti ??!!!’ Pak Rudi terdengar marah dengan keluahan para fans palsu tersebut.
‘Ya uda tapi bener ya ntar lunasin ?’
‘Iya, uda tenang aja, sekarang pegi deh loe semua sana.. !!!’ bentak pak Rudi.
Akhirnya mereka pun pergi sambil menggerutu.
‘Susah klo punya temen pada matre semua..’ kata pak Rudi dalam hati.
Sambil berkata demikian ia melihat kembali ke dalam studio, tertawa tawa kecil, kemudian berjalan ke mobil.
‘Nah ni dia kunci keberhasilan gua..’ kata pak Rudi seraya mengeluarkan amplop coklat dari dalam tasnya yang dia letakan di dalam mobil. Sambil terkekeh - kekeh dia pun mencium amplop tersebut kemudian jalan masuk ke dalam studio.

**************************

Di dalam ruang ganti Aura sedang sibuk membereskan barang bawaannya mulai dari make up, HP, dompet, dan baju-bajunya sendiri. Di dalam studio memang sudah tak ada orang karena Aura dari tadi sibuk mengurus para ‘fans’nya sehingga kru yang lain sudah pulang.
‘Nah nih dia cleansing foam gua..bersihin muka dulu ah’ sambil mengambil cleansing foam, dia pun membawa sikat gigi dan pasta gigi yang sudah dibawanya dari rumah.
Aura pun menuju ke kamar mandi untuk mecuci mukanya. Setibanya di kamar mandi, ia pun segera membuka air kran untuk mencuci muka.
 ‘Aduh nih gara-gara tuh fans yang tadi neh gua jadi sendirian begini ‘ keluh Aura.
Dia pun segera mencuci mukanya, menyikat gigi, dan kemudian buang air kecil. Setelah semuanya beres, ia pun kembali ke tempat ruang ganti. Ia mengganti pakain syutingnya dengan kaos putih ketat dengan hot pants berwarna putih pula persis seperti saat ia datang tadi siang.

‘Halo Non Aura..’
‘Hahh…’ Aura pun sedikit kaget mendengar suara itu. Ternyata suara Pak Rudi.
‘Aduh Bapak bikin kaget aja nih.. Sori ya Pak jadi lama nunggunya, tadi ada fans dulu soalnya’
‘Oh gpp kok Non, Bapak sih ga masalah..demi Non , bapak rela kok..hehehe’
Aura pun tersenyum kecil saat mendengar bapak itu berkata demikian.
‘Tadi bapak kemana ? kok aku liat tadi bapak di studio ga ada di mobil ga ada juga ?’
‘Oh bapak beli kopi di warung depan Non..biar ga ngantuk malem ini..’ katanya sambil duduk di sofa yang tersedia di ruang tersebut.
‘Oh..’ jawab Aura sambil membelakangi pak Rudi karena harus membereskan kostum studio yang dipinjamnya.
‘Non, besok syuting lagi?’ Tanya pak Rudi.
‘Ga pak, besok ga ada jadwal syuting..tapi musti ke SCTV karena ada jadwal manggung disana..tapi malem sih..jadi bapak dateng rada siang juga gapapa.’
‘Siap Non !!! hehehe… ngomong - ngomong saya liat tadi kostum Non seksi banget, terus gerakan - gerakan Non juga kayaknya sensual gitu..’ pak Rudi mulai senyum-senyum.
Aura pun merasa risih ditanya demikian. ‘Masa sih pak ? Ya kan emang konsepnya gitu..’ jawab Aura sekenanya karena malas meladeni pertanyaan dari pak Rudi yang bernada ‘menjurus’.
‘Ah tapi dari judulnya aja uda begitu..’Mari bercinta’..hehe.. berarti Non dah tau donk soal bercinta ? hehehe..’

Mendengar tua bangka itu mulai berkata kata tidak karuan, Aura pun menjadi marah ‘Pak ! Sebenarnya apa sih mau Bapak ?!! Saya uda capek abis syuting, sekarang bapak malah nanya - nanya pertanyaan yang ga jelas… uda kayak wartawan aja !!! Lagian apa urusannya itu semua sama bapak ???!!! ‘ bentak Aura.
Pak Rudi pun tertawa dan berkata ‘Itu semua emang ga ada urusannya sama saya Non, tapi mungkin klo yang ini ada..’ Ia pun menyodorka sebuah amplop besar berwarna coklat.
‘Apa ini Pak ?’ tanya Aura keheranan.
‘Uda buka aja..ga usah ditanya..’ kata pak Rudi sambil menyalakan sebatang rokok kretek.
Aura pun membukanya, namun matanya membelalak saat melihat isi amplop tersebut ! Foto - foto tersebut menunjukkan Aura sedang mandi, buang air kecil, maupun saat ia berganti pakaian di rumahnya sendiri. Tangannya langsung gemetar melihat foto tersebut. Satu persatu dia lihat dan memang itu asli semua. Hatinya tidak bisa berhenti bertanya ‘kok bisa-bisanya orang yang selama ini gua perlakukan baik malah tega kayak gini’.
‘Ya itu sengaja Non saya ambil diam-diam selama ini..sebenarnya sih saya dah dari lama pengen nunjukkin tapi kan klo di rumah banyak saudara Non sama ada orang tua Non juga..hehehe..’

‘Bapak ternyata brengsek banget ya..terus mau bapak sekarang apa??!!’ bentaknya.
‘Mau apa ? Non kok cantik dan seksi tapi bego ya..hahaha.. uda jelas saya mau bercinta dengan Non’ kata pak Rudi dengan mata melotot seperti singa lapar yang hendak memangsa zebra.
‘Mari bercinta Non Aura…hahahaha’ pak Rudi tertawa terbahak bahak sampai terbatuk batuk. Kemudian dia menghisap kembali rokok di tangannya.
Kuping Aura pun memerah mendengar tua bangka tersebut berani-beraninya berkata demikian. Padahal selama ini dia sudah bersikap baik pada kakek-kakek tersebut. Dia sudah menggaji besar, memberi makan yang enak, bersikap ramah, tapi bisa-bisanya berbuat tega seperti ini.
‘Ya klo Non juga ga mau sih ga masalah, tapi saran bapak besok Non nonton infotainment karena pasti beritanya seputar Non semua..hahaha..’ kakek itu pun tertawa kembali karena merasa di atas angin.
Merasa terpojok, Aura pun mulai meneteskan air mata.
‘Pak, jangan donk please.. ‘
‘Loh bapak kan cuma nawarin pilihan..semuanya teserah Non..’

Pak Rudi pun mulai membuka kemeja, celana beserta celana dalamnya. Aura kaget juga melihat penis pak Rudi yang panjang dan besar. Kepalanya yang disunat, berurat, dan ditumbuhi bulu-bulu putih membuat Aura bergidik ngeri. ‘Membayangkannya saja sudah sakit’ begitu pikir Aura. Tidak seperti punya mantan pacarnya yang dulu sudah memerawaninya, berbeda sangat jauh.
‘Klo Non mo keluar silahkan, klo ga ya juga silahkan..tapi jangan nyesel loh Non..hehe..’ sambil berkata demikian ia pun berdiri menuju tong sampah untuk mematikan rokok yang sudah habis itu.
‘Gimana ? Dipikir dulu aja..tapi jangan lama-lama..’
‘Hmmm…’ Aura pun berpikir sambil menggigit bibir bawahnya.
‘Pak tapi jangan sampai ML gitu ya pak..please..’ Aura memohon karena takut dengan ukuran senjata pak Rudi yang besar.
‘Non pikir kita lagi di pasar apa ? Pake tawar menawar ? Keputusan ada di tangan saya Non !! Saya mau tusuk memek Non, saya mau anal sama Non itu hak saya !!!’ Pak Rudi berkata dengan keras sambil membentak.
‘Anal? Bisa mati gua’ kata Aura dalam hati. Ia pun menjadi semakin bimbang.
‘Klo Non mau silahkan buka baju Non sendiri..mo minta tolong saya juga boleh..hehehe’

Akhirnya karena takut reputasinya sebagai artis pendatang baru hancur, maka Aura pun membuka kaos yang ia pakai dengan tangan gemetar. Disusul dengan hot pants yang ia pakai. Sehingga sekarang yang melekat di tubuhnya hanyalah bra hitam dan celana dalam yang warnanya sama dengan BH nya.
‘Nah gitu donk dari tadi..ayo sini duduk di pangkuan bapak..’
Aura pun pasrah dan kemudian berjalan sambil menangis ke arah kakek tersebut. Kemudian ia pun duduk menyamping di pangkuan Pak Rudi.
‘Non harum banget ya..mana toketnya montok banget lagi bapak jadi gemes..’ katanya sambil mengelus kemudian meremas gunung tersebut. Aura pun sedikit memekik karena remasan pak Rudi yang kasar.
‘Non tenang aja bapak ga bakal sebar kemana mana fotonya asal Non juga nurut sama bapak dan ga macem-macem, ok ?’
Aura pun mengangguk pelan.
‘Udah Non jangan nangis terus..mending dinikmati aja biar kita sama - sama senang…hehe’
‘Sama-sama senang? Tua bangka sialan..kalo loe ga jebak juga gua ga bakal mao sama loe’ Aura marah-marah dalam hatinya yang dongkol karena menyesal telah menerima orang tua ini sebagai supir pribadi.

Sambil membelai rambut Aura yang panjang, bergelombang dan berwarna sedikit pirang, pak Rudi berusaha menyodorkan bibirnya. Namun Aura menutup rapat-rapat bibirnya karena enggan mencium kakek yang lebih pantas menjadi kakeknya tersebut. Ditambah lagi bau rokok yang kental dari mulutnya. Merasa korbannya belum takluk, pak Rudi pun mengarahkan tangannya untuk membelai paha Aura yang mulus dan putih. Tapak tangannya yang kasar bergesekkan dengan paha seorang Aura Kasih yang mulus.
‘Wah paha artis emang beda, mulus, putih, hehehe…beda sama istri bapak..yang pahanya uda keriput..hahahaha’
Aura pun merasa semakin kesal karena dirinya dibandingkan dengan wanita tua di kampung. Tidak berlama - lama di paha wanita cantik tersebut, tangannya mulai merambah naik ke arah gunung kembarnya.
‘Wah uda lama ni bapak ngarep bisa megang tetek artis..akhirnya kesampaian juga..’ kata pak Rudi sambil tertawa penuh kemenangan. Tangan kirinya pun terus bergerilya meremas remas dada sang Aura yang masih dibungkus BH.
Aura pun mulai mendesah. Karena remasan kasar dari pak Rudi malah membuat birahinya naik.
‘Non nangis tapi enak ya Non ? hahaha’ lagi-lagi hinaan datang dari tua bangka yang tidak tau diuntung itu. Aura pun hanya diam saja karena memang benar birahinya mulai naik perlahan - lahan. Pak Rudi mencoba menyodorkan bibirnya kembali dan kali ini diterima dengan lidah yang saling bertautan satu sama lain. Aura sudah tidak memikirkan lagi soal bau, status sosial, umur atau apa pun karena yang dia inginkan sekarang hanya kepuasan. Tangan kiri pak Rudi mulai menarik lepas BH hitam yang masih dikenakan Aura.

‘Non bener-bener montok dan mantep ya..bapak jadi semakin pengen neh..hahaha’ sambil berkata demikian, pak Rudi mencubit putingnya yang berwarna coklat kemerahan. Sehingga Aura pun mendesis sakit campur nikmat. Tangan kanannya terus bergerilya di dada kanannya sementara mulutnya mulai menyusu di dada kirinya.
‘Mmmmhhhh..pak…mmmhhh..’ Aura pun mendesah karena rangsangan yang datang, ditambah lagi sekali kali putingnya tersebut digigit dengan lembut oleh pak Rudi. Sehingga tanpa disadari membuat putingnya mengeras dan daerah kewanitaannya pun becek. Tangan pak Rudi berpindah dari dada kanan menuju ke selangkangan, dengan dua jari dia menusuk nusuk vagina yang berbulu lebat tersebut.
‘Ahh…ahhh…aaaahhhh…’ Aura mulai mengerang dan meracau sejadi jadinya karena perlakuan pak Rudi. Semakin cepat pula pak Rudi mengeluar masukkan jari tuanya. Hingga akhirnya Aura pun mengeluarkan cairan yang tidak bisa dibendungnya lagi. Pak Rudi kemudian mengeluarkan jarinya dan menjilati jarinya sendiri sampai bersih.
‘Wah tadi nangis tapi sekarang keluar juga..hehe.. o iya peju Non enak loh…ya maklum sih saya juga..lah wong peju nya artis ya pasti beda..hahaha…’
Muka Aura pun memerah dipermalukan sedemikian rupa. Tapi dia sendiri tidak bisa mungkir kalau dirinya juga menikmati perlakuan dari pak Rudi.
‘Nah sekarang Non jongkok terus tau dong musti ngapain ?? hehe’

Aura pun mengikutinya, tangannya gemetaran menggenggam penis tua tersebut karena ukurannya yang seperti orang Arab punya kemudian dikocoknya perlahan lahan.
‘Ahh, enak Non tapi jangan cuma tangan doank donk,mulut juga..’ kata pak Rudi sambil menikmati kelembutan tangan Aura Kasih.
Aura menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati kepala penis itu.
‘Yang bener !! jangan cuma gitu-gitu doank..apa mau saya sebar fotonya ??!!’ pak Rudi membentak karena service dari Aura yang setengah hati.
Dengan berat hati ia pun memasukan penis tersebut. Namun hanya 3/4nya saja yang masuk karena terlalu panjang. Ditambah dengan baunya yang tidak karuan membuat Aura semakin tersiksa.
‘Nah kan gitu enak..lidahnya dimainin juga Non…’
Pak Rudi pun sangat menikmati oral seks tersebut sambil membelai rambut Aura yang berwarna sedikit pirang itu. Ia merasakan lidah Aura bergerak gerak menjilati kepala penisnya.
‘Ngomong-ngomong isepannya Non enak bener loh? Pantes Non ngajak mari bercinta…Hahaha’
Aura merasa sangat terhina mendengar perkataan tersebut. Tapi pilihan apalagi yang dia punya sekarang selain secepat mungkin menyudahi permainan dari tua bangka ini. Pak Rudi bergerak mundur maju secara cepat seperti menyetubuhi mulut Aura selama 10 menit, sehingga gadis cantik berumur 20 tahun itu pun kesulitan meladeninya.

‘mhhh..mmhhh !!’ Aura hanya mengeluarkan suara demikian karena gelagapan mengimbangi gerakan, pak Rudi yang menusuk hingga kerongkongannya. Tangannya mendorong lutut pak Rudi berusaha melepaskan penisnya dari mulutnya karena sodokan pada kerongkongannya membuat ia sulit bernapas dan ingin muntah. Namun kepalanya ditahan oleh pak Rudi sambil terus menggerakan pinggulnya dengan cepat. Karena tidak tahan Aura pun mencakar paha kakek tersebut.
‘Argghhhh… !!!’ Pak Rudi berteriak kesakitan ketika pahanya dicakar oleh kuku - kuku yang tajam.
Lepasan pada kepala Aura pun terlepas. Aura memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengambil napas.
‘Perempuan sialan !! berani - beraninya nyakar gua..’ Plak !!! satu tamparan keras menghampiri pipi Aura Kasih yang mulus sehingga menyebabkan dirinya jatuh di lantai.
‘Ma..maaf pak..tadi saya bener-bener kehabisan napas…’ kata Aura terbata-bata sambil menangis.
Pak Rudi pun masih mengelus elus pahanya yang memerah karena dicakar.
‘Sekali lagi kayak gitu, jangan harap foto Non aman’ ancam pak Rudi.
‘Iya pak..maaf..’ kata Aura mengiba.
‘Ya uda sekarang sini duduk di selangkangan bapak..’
Aura pun duduk dengan punggung bersandar pada dada pak Rudi.
‘Mmmmhhh..’ Aura pun kembali mendesah ketika dada kanannya diremas, sementara vaginanya yang sudah basah kembali dimasuki dua jari oleh pak Rudi. Dalam posisi demikian lehernya pun diciumi oleh Pak Rudi sehingga menjadi kemerahan. Rambutnya yang harum membuat pak Rudi semakin bernafsu. Jarinya keluar masuk secara cepat, tangan kanannya meremas semakin kuat sambil mencubit dan memilin putting wanita cantik itu.

‘Angkat tangan Non..’ perintah pak Rudi.
Aura pun hanya bisa menurut. Setelah diangkat tangan kirinya, tiba-tiba ciuman pak Rudi berpindah dari leher menuju ketiaknya yang bersih tersebut. Pak Rudi menciumi dan menjilat serta menghisapnya sehingga membuat tubuh Aura pun menggelinjang.
‘Hmmm rada kecut sih Non..tapi gurih..sekarang yang kanan ya Non..’ Aura pun mengangkat kedua tangannya ke atas sehingga pak Rudi dengan leluasa menjilati ketiaknya secara bergantian.
Setelah puas dengan ketiak pak Rudi kembali menyusu pada dada kirinya. Kali ini ia menghisap, menggigit dan mengulum putingnya dengan kuat. Bekas memerah pun nampak pada dada kiri wanita asal Bandung itu. Desahan Aura sudah tak bisa tertahankan, dalam posisi diperkosa tersebut, Aura malah merasakan sensasi yang tak terduga, dan tak lama kemudian orgasme nya pun meledak kembali. ‘Aaaahhh!’ cairan kewanitaannya pun kembali membanjir di jari pak Rudi. Tapi kali ini Pak Rudi malah menyodorkan jarinya yang berlendir ke mulut sang artis untuk diemut. Aura pun membuka lebar mulutnya dan kemudian mengemut jari-jari yang keriput dan penuh lender cairan hasil orgasmenya sendiri.

‘Tiduran sini Non..’ kata pak Rudi sambil berdiri dari sofa tersebut.
Aura pun mulai merasa jantungnya berdegup kencang membayangkan penis tua namun besar tersebut mengaduk aduk vaginanya.
‘Pak pelan-pelan ya pak..’ kata Aura memelas.
‘Udah tiduran aja jangan banyak ngomong !’ pak Rudi mendorong tubuh Aura hingga terlentang di sofa.
Pak Rudi pun menindih tubuh Aura sambil mencium bibirnya yang menggairahkan itu. Setelah puas bermain lidah, ciuman nya pun turun menuju dada nya yang montok. Pak Rudi kembali mencium, menggigit dan menghisap puting Aura yang sedari tadi sudah mengeras.
‘Ahhhh..pak…’ Aura pun mendesah atas perlakuan pada dadanya itu.
‘Enak kan Non ? makanya nikmatin dulu jangan nangis dulu..hehehe’ ledek pak Rudi.
Aura diam saja karena malu.
‘Non jawab donk !! ditanya juga..enak ga ? klo ga bapak berenti nih..’ kata pak Rudi seraya mengangkat kepalanya dari belahan dua gunung kembar itu.
‘I..iya..pak..enak…’ jawab Aura malu-malu.
‘Jadi..lanjut nih ?’ kata pak Rudi sambil tertawa kecil.
Aura pun mengangguk pelan.

Pak Rudi pun kembali menyusu dan meremas dada Aura Kasih. Hisapannya yang kuat dan remasannya yang kasar pun menimbulkan rasa nikmat dan sakit pada diri Aura.
‘Pak..aahh..ja..jangan terlalu ka..kasar..pak..’ Aura berkata kata dengan napas tersengal - sengal.
Pak Rudi pun melanjutkan ciumannya pada perut Aura yang rata. Ia mencium dan menjilat perut tersebut. Serta menjilat udelnya yang bersih. Aura pun semakin merem melek dengan perlakuan pak Rudi yang memadukan kasar dengan kelembutan. Ciumannya pun terus turun ke bawah hingga sampa di vagina nya. Dibukanya daerah kewanitaan itu dengan kedua jari, kemudian dijilatinya dengan rakus.
‘ohhhh…mmmhhhhh..’ desahan Aura pun kembali terdengar saat lidah pak Rudi menyapu klitorisnya. Paha Aura pun mengapit kepala pak Rudi seolah olah memohon agar Pak Rudi tidak beranjak dari sana.
‘Pak..sa..saya mo keluar lagi…oooohhhhh’ Aura pun kembali orgasme. Dia pun merasa aneh karena dalam keadaan diperkosa namun malah mengalami multi orgasme.
‘Gila klo vaginanya artis wangi banget..enak..gurih..hahaha’ pak Rudi sangat senang karena korbannya sudah takluk sekarang.
‘Pak udah pagi-pagi buta nih..pulang aja yuk..’ Aura mecoba menyudahi.
‘Enak aja !! Non sih enak uda keluar berkali kali… saya kan belom.. dah Non tetep tiduran aja..’ kata pak Rudi sambil mendorong bahu Aura agar tertidur kembali.

Pak Rudi mulai menggesekan penisnya ke vagina Aura. Sementara Aura pun hanya bisa menutup rapat matanya sambil bersiap menahan sakit. Perlahan lahan Pak Rudi melakukan penetrasi berusaha memasukan penisnya yang besar itu tapi memang cukup sulit karena walaupun sudah pernah ML tapi belum pernah vaginanya diaduk penis sebesar itu. Setelah beberapa saat maju mundur, perlahan- lahan akhirnya penis pak Rudi pun melesak ke dalam vagina dari sang artis.
‘Aaaaaaaahhhhh !!’ mulut Aura pun menganga lebar dan berteriak karena kesakitan.
Pak Rudi mendiamkan penisnya di dalam vagina sempit tersebut untuk beberapa saat. Agar vagina tersebut terbiasa terlebih dahulu. Aura pun berusaha mengatur nafasnya. Setelah beberapa saat Pak Rudi mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur, perlahan, kemudian cepat kemudian pelan lagi. Dipermainkan dalam ritme yang sedemikian rupa membuat birahi Aura naik lagi. Ia pun mulai mendesah dan meracau tak karuan.
‘Enak ga Non ?’ tanya pak Rudi sambil menyusu di dadanya yang montok itu.
‘Ah…i..iya..pak…e..e…enaaakk..
bangettthh..’ kata Aura tersengal sengal.
‘Penis saya mantap kan Non ?’ kata pak Rudi di tengah - tengah persetubuhan tersebut.
‘I..iya…’ Aura pun menjawab karena sudah dilanda birahi yang tak tertahankan. Sungguh pemandangan yang aneh karena seorang tua bangka, kulitnya keriput malah sedang menyetubuhi seorang Aura Kasih, seorang wanita cantik yang kulitnya putih mulus, dan karirnya sedang naik.

Tidak berlama-lama dalam satu gaya, pak Rudi pun menyuruhnya berbalik, dengan penis yang tetap menempel. Disodokkannya senjata tersebut secara bertubi tubi dari belakang.
‘Ah..enak banget memek Non..biar dah ga perawan..tapi sempit…dan… legit..’ kata pak Rudi sambil terus menggenjotnya dengan cepat dari belakang.
Aura sendiri sudah tidak peduli dengan komentar-komentar kakek tersebut. Karena saat ini dirinya sendiri sedang merasakan kenikmatan yang tiada tara. Vagina Aura yang sudah banjir menyebabkan bunyi kecipak kecipuk tiap kali pak Rudi melakukan sodokan. Tangannya pun tidak tinggal diam dengan meremas kedua buah dadanya yang menggantung tersebut. Sambil terkadang diselingi dengan menepuk pantatnya sehingga meninggalkan bekas merah. Aura pun mengimbangi dengan menggerakkan pinggulnya sendiri. Tiba- tiba pak Rudi mencabut penisnya. Aura pun sedikit terkejut karena jujur saja dia masih ingin merasakan penis tersebut. Ia pun menegok ke belakang dan didapatinya pak Rudi sedang tiduran sambil tersenyum.
‘Sini Non naik..’ kata pak Rudi sambil menunjuk ke arah penisnya.
Tanpa disuruh dua kali, Aura pun menurutinya, dengan dua jari dibukanya vaginanya sendiri agar penis tersebut dapat langusng masuk seluruhnya.
‘Aaaahhhh..’ Aura pun merasakan vaginanya kembali dipenuhi penis tersebut.
‘Digoyang Non..hehehe’ pak Rudi berkata sambil merasakan nikmatnya jepitan vagina seorang artis.
Pak Rudi tersenyum puas, sementara Aura menggerakkan pinggulnya naik turun dengan cepat. Rambutnya sudah berantakkan dan dadanya pun naik turun seirama dengan gerakan pinggulnya. Pak Rudi pun terkadang iseng dengan mencubit puting Aura sehingga menyebabkan yang punya semakin terbakar birahinya.

‘Non abis ini jadi artis bokep aja Non..hahaha’ Aura sudah tidak menggubris lagi perkataan dari pak Rudi. Ia tetap bergerak naik turun hingga orgasme melandanya kembali.
‘Aaaaaahhhhhh…’ Aura mengerang seiring dengan melelehnya cairan kewanitaannya membasahi penis pak Rudi yang masih berdiri tegak. Pak Rudi tersenyum, dia  benar - benar puas melihat keadaan Aura sekarang.
‘Non sekarang duduk Non.’
Aura yang sudah kehabisan tenaga menurut saja. Pak Rudi pun menempelkan penis pada punggung Aura yang sudah basah karena keringat. Aura membantu dengan menyibakkan rambutnya. Tangan pak Rudi bertumpu pada pundak Aura kemudian ia pun bergerak naik turun menggesekkan penisnya di punggung Aura. Karena mulusnya punggung wanita tersebut, maka tidak sampai lima menit ia pun mengeluarkan ‘lahar’nya. Sebagian mengenai rambut Aura, sebagian di punggungnya, dan sisanya dikeluarkan di perutnya.
‘Ratain’ suruh pak Rudi.
Aura pun menurut dengan meratakan cairan tersebut pada seluruh badannya layaknya orang memakai sabun.
‘Makasih ya Non..bapak uda boleh ngerasain nikmatnya artis kayak Non..hehehe’ kata pak Rudi sambil beristirahat.
‘Tapi fotonya jangan disebarin kemana mana ya pak..’ kata Aura sambil berusaha bangun untuk mengambil air. Tenggorokannya terasa kering. Diambil sebotol air putih dari dalam tas nya kemudian dia pun menengguknya sampai hampir abis.

Tiba-tiba tangan pak Rudi yang nakal pun melayang dan meremas bongkahan pantat nya.
‘Udah pak..saya capek banget..’ sambil menepis tangan pak Rudi, Aura pun memungut pakaiannya yang tercecer.
Pak Rudi memakai kembali baju dan celananya, ‘Saya tunggu di mobil ya Non..’ sebuah remasan mendarat di dada kanan Aura. Pak Rudi tertawa tawa dan kemudian keluar dari ruangan tersebut. Aura yang kini tinggal sendiri di ruang ganti itu, kembali menangis sambil memakai bajunya kembali. Dia merasa begitu bodoh karena malah ikut menikmati kejadian yang sangat merendahkan harga dirinya.

*************************

‘Ayo pak, jalan..’ kata Aura seraya mendaratkan pantatnya di jok belakang mobil.
‘Non, duduk depan aja..biar saya bisa ngerasain servis dari mulut Non lagi..hehehe.. yuk sini..’ kata pak Rudi sambil menepuk jok di kursi di sebelahnya.
Aura pun dengan terpaksa turun dan kemudian pindah duduk di depan.
‘Nah kan gini enak…’ pak Rudi terlihat sudah membuka celananya. Lalu ia pun menarik kepala Aura kemudian dibenamkannya kepala sang artis ke selangkangannya. Tanpa melawan, Aura pun melakukan servis mulutnya. Mobil itu pun mulai bergerak..sama seperti kepala Aura yang bergerak naik turun. Mobil itu berjalan menuju ke rumah sang artis..sang artis yang baru saja mulai terkenal namun harus direndahkan oleh supir pribadinya sendiri. Sang supir mengelus rambut dari Aura Kasih sambil bersiul karena senang. Sesekali Aura menjilat lubang kencingnya, dijilatinya seluruh batang panjang tersebut, bahkan buah zakarnya pun dihisap dan diremas.
‘Aahh Non jago banget neh servisnya..’ puji pak Rudi.
Creeettt…creeettt..creetttt… tiba-tiba aura merasakan ada sesuatu yang menyembur dari batang tersebut. Ia pun berusaha melepaskan mulutnya namun kepalanya ditahan oleh pak Rudi, sehingga dengan terpaksa ditelannya semua cairan tersebut.
‘bersihin donk Non..jangan disia siain..’ perintah pak Rudi saat melihat Aura sudah kembali duduk sambil mengatur napas. Akhirnya Aura pun membersihkan sisa-sisa yang tercecer di pinggir bibirnya sendiri dengan menjilatnya begitu pula dengan yang ada di penis pak Rudi. Dijilatinya sampai bersih.

Setelah sampai di rumah Aura, ia pun langsung membuka pintu mobil hendak turun namun pak Rudi memegang tangannya, menariknya kemudian diremasnya dada kanan Aura dengan gemas.
‘Pak udah dongg..ssssshhh..’ Aura mendesis karena kesakitan.
‘Hehehe…abis Non seksi banget sih bikin bapak ga nahan…sampe bsok ya Non’ katanya sambil melepaskan genggamannya.
Aura pun diam saja dan masuk ke dalam rumah. Di dalam kamarnya ia langsung menuju ke kamar mandi, membersihkan diri sambil menangis. Sementara pak Rudi sebaliknya, setelah ia memarkir mobil milik Aura, ia pun mengendarai motornya sambil bernyanyi nyanyi kecil sepanjang jalan, ia benar-benar puas telah berhasil mencicipi kehangatan tubuh sang artis jelita pendatang baru itu.

Acha Septriasa XXX: Potret Artis Masa Kini


Dentuman musik menghentak jantung setiap pengunjung cafe itu. Beat kencang sang DJ terlebih dengan beragam campuran alkohol ataupun psikotropika membuat pengunjung Trance atau Nighters semakin fly high. Kebanyakan pengunjung adalah kumpulan gadis-gadis belia yang masih berusia belasan tahun, mereka dan beberapa temannya tampak menikmati betul suasana itu, dan seperti pada umumnya pengunjung Nightclub, pakaian yang dikenakan benar-benar mengundang birahi, rok yang sangat mini dan sebatang ‘menthol’ pada bibir sensual yang membuat diri semakin merasa seksi dan gaul. Beberapa pengunjung Café tersebut adalah para artis, baik itu yang sudah terkenal maupun yang baru naik daun, bahkan beberapa hanya seorang foto model yang berniat mencari om-om produser maupun seorang sutradara, agar bisa menaikkan karir hingga melambung tinggi. Tentu dengan semakin naik dan terkenal namanya, bayaran atas profesionalismenya pun akan semakin berlipat ganda. Adapun pengunjung lainnya berprofesi sebagai Paparazi, yang kerap kali mencari berita untuk di dramatisir dalam sebuah tabloid atau harian, dengan foto sebagai objeknya. Seperti halnya pria yang  bernama Paimin ini, dia berasal dari kampung. Pekerjaan Paimin sebelumnya adalah fotographer kampung, jadi dengan modal itulah dia nekat untuk mengadu nasib di Jakarta kota Metropolitan ini. Dia punya kenalan di Jakarta ini, teman sekampungnya bekerja di salah satu tabloid yang sudah terkenal, lebih bonafit dibanding perusahaan yang mengolah tabloid tempatnya bekerja. Pada temannya itu sementara dia menebeng untuk Kost dan belajar mendalami keahlian pekerjaan yang diburunya dan juga disenangi olehnya. Pendalaman keahlian itu tidaklah memakan waktu lama dikarenakan Paimin bisa dikatakan ‘otak encer’, walaupun dari kampung. Oleh temannya ini pula Paimin dimodalkan Kamera mini digital, pemilik tabloid hanya cukup membayar Paimin dari hasil jepretan, memberikan uang saku untuk keperluan di luar serba-serbi, uang transport juga uang makan, tetapi tidak gaji tetap.

Teman Paimin ini bernama Asep, orangnya kurus tinggi jangkung. Dia lebih dahulu melancong ke Jakarta dari Cirebon, mencoba mencari-cari pekerjaan, menetap dan mapan lebih dahulu dari Paimin. Di kampungnya dulu, Asep seringkali mendapat hinaan dengan dilempari batu karena tubuhnya yang kurus seperti lidi itu dan dilengkapi dengan wajah buruk rupa, tak jauh dari Paimin sebenarnya, sehingga sering diledeki dengan julukan ‘tengkorak hidup’. Paimin sering kali membelanya, maka dari itu Asep merasa berhutang budi pada Paimin. Walaupun Asep kurus dan wajahnya kampung, tetapi dia berbakat dalam hal fotographi. Semua hal yang difotonya menjadi bagus, karena bakat dalam cara pengambilan foto. Seperti foto-foto contoh makanan yang terdapat dijalan, seringkali terlihat enak, besar juga banyak. Padahal sewaktu kita cicipi tidaklah demikian. Jadi Asep juga dulu mantan Fotographer kampung, ketika dia lebih dulu pergi ke Jakarta, dia mewariskan pekerjaan itu pada Paimin, itupun Paimin tak puas. Menurutnya jika ingin kaya memang harus merantau dan mencari pekerjaan di Jakarta seperti Asep. Paimin masih teringat ketika redakturnya mulai berteriak dan marah-marah seperti orang kebakaran jenggot, memberikan komando kilat ketika deadline sudah mendekat. Paimin sedikit shock, karena dia baru saja bekerja untuk tabloid gosip itu, untung saja Paimin orang yang cepat beradaptasi, karyawan sebelumnya mengundurkan diri tanpa mau mengajarkan sedikit-sedikit karena mendapat tawaran yang lebih baik lagi, dan resign dalam waktu yang sangat singkat. Sedangkan Asep temannya tak bisa selalu mengajarkan dirinya, karena berada dalam wadah atau tempat kerja yang berbeda. Paimin memang beruntung ketika itu, karena Asep teman sekampungnya itu kenal dengan salah satu orang dalam, sehingga dia bisa mendapatkan posisi tersebut, walaupun bayaran yang didapatnya kurang sepadan. Setelah mendapat pekerjaan ini barulah Paimin mandiri, dia sewa Kost dekat kantornya itu, agar tidak ada biaya ongkos yang dewasa ini melonjak tinggi. Sekarang, di Café inilah Paimin sedang mencari-cari sasaran. Sambil menggaruk-garuk kepala karena uang sakunya habis dipakai menyogok security di pintu masuk tadi, itupun dia sebisa mungkin berdandan tidak seperti reporter pencari gossip. Mata Paimin liar mencari-cari sasaran, mengabadikan beberapa tubuh sexy dengan kamera digitalnya yang mini, dan pada akhirnya pandangan Paimin tertumbuk pada seorang gadis.
Sang gadis jelas berusaha mengeluarkan sex appeal terbaiknya, mencoba menarik banyak perhatian pria untuk memandangnya, namun sungguh sangat disayang, dengan pengaruh alkohol yang terkandung di dalam tubuhnya, gadis itu jelas-jelas kurang memperhatikan ‘letak’ pakaiannya yang terlalu berlebihan, segelas vodka on rock yang membasahi tenggorokannya itu juga membuatnya serasa bagai artis terkenal seperti yang berada di sekitarnya. Sang gadis malah melempar senyum pada seseorang dengan slim digicamnya, sang gadis berwajah imut itu malah bangga dan bergaya pada orang yang mengabadikannya, padahal sang gadis kini sedang dalam posisi sedikit mengangkang, sebatang menthol terlepit di jari lentiknya dan underwear hitam ter-expose jelas karena roknya terlalu mini. Tiba-tiba seorang gadis cantik berumur belasan seperti dirinya berdandan menor menghampirinya dengan tergesa-gesa, wajahnya sudah sering terlihat di beberapa sinetron.
“Cha..cha…tuh Om Sutanto..!!”kata temannya yang sedang naik daun, ketika itu tingkat ketenaran sang gadis masih berada di bawah temannya itu.
Mata sang gadis langsung saja mengarah pada sosok seorang pria dewasa berperut buncit layaknya om-om. Dia mengacuhkan pria yang baru saja mengabadikan pose nakalnya, si gadis benar-benar lugu, kenakalan disebabkan karena pergaulan dan ingin tenar saja. Dia tidak memikirkan efek dari dandanan nakalnya, dimana sang gadis sebenarnya dikenal sebagai gadis alim dan baik-baik oleh keluarga dan juga teman-temannya di sekolah. Om-om yang dimaksud dua gadis itu tampak banyak disapa semua pengunjung disitu, baik itu pria maupun wanita, semua berusaha ‘menjilatnya’, agar bisa main sinetron ataupun layar lebar Indonesia yang dipertanyakan mutunya itu. Karena takut didahului yang lain, maka teman sang gadis itu menarik tangannya agar dekat dengan si Om.
“Om Sutanto…”sapa teman sang gadis pada si Om.
“Eeehh…Cacha…wah…lagi disini juga toh..?!”tanya si Om sok ramah.
“Iyaa…sama temen-temen sih“jawab gadis yang bernama Cacha itu.
“Eh…film yang kamu bintangin kemaren, ratingnya bagus loh…selamat yah !”
“Iya Om…makasih juga, kan berkat Om Sutanto hihihi”tawa teman si gadis tersenyum manis. Sang gadis yang berada di sebelahnya masih kikuk namun ikut tersenyum juga.
“Ha ha ha…bisaaa aja kamu !”balas si Om sambil mencubit pipi Cacha yang mulus menggemaskan itu.
“He he he…o iya Om..inii..Cacha mau kenalin temen…dia foto model majalah G****, tapi karirnya mentok gitu deh…kasian padahal cantik kan ?!”kata teman sang gadis yang seperti germo saja, mempromosikan barang baru.

Si Om langsung melempar pandangan ke arah si gadis, walaupun dari tadi dia sudah tahu ada gadis cantik disebelahnya, hanya saja si Om tentunya ‘Jaim’. Sang gadis memberanikan diri menegarkan hati, karena si Om menatap tajam ke arahnya dari ujung kaki sampai ujung rambut hitam panjangnya.
“Wah wah…punya bakat nih…”kata si Om, otaknya yang ngeres itu langsung mode on. Padahal belum jelas bakat apa yang dimaksud, bakat enak digarap di ranjang iya betul, tetapi bakat acting di perfilm-an belum tentu. Sang gadis jelas belum memperlihatkan kemampuan acting padanya.
“Iya kan…”kata teman si gadis yang bangga, karena tidak salah membawa barang baru ‘selera’ si Om.
“Siapa namanya…??”tanya si Om mengajaknya berjabat tangan berkenalan mendahului si gadis.
“Mm…Je..Jelita…Jelita Septriasa !!”sang gadis pun menyambut perkenalan begitu senangnya.
Yaph, itulah namanya, Jelita Septriasa atau kerap di panggil Acha saat ini. Acha pun langsung membayangkan dirinya akan bermain Film dan banyak uang. Mereka pun larut dalam perbincangan yang semakin akrab, mencari lokasi tempat duduk yang lebih privacy, tertawa-tawa dan minum bersama, tak sadar ada dua buah mata terus mengintai dengan slim digicamnya. Paimin terus mengabadikan kegiatan mereka, entah kenapa ia merasa kalau suatu saat gadis ini akan menjadi besar nantinya. Tentu dengan dekatnya seseorang dengan si Om produser tersebut, sebuah ketenaran sudah di tangan. Paimin mencoba mendekat dengan gerakan yang sebisa mungkin tidak mencurigakan, dia mencuri-curi dengar pembicaraan. Tak lama si Om dan Acha pun tampak bangkit seperti hendak pamit pada Cacha yang mempertemukan mereka, Cacha dan Acha bertemu pipi serta melambaikan tangan. Si Om produser pun juga tampak berpamitan dengan beberapa relasinya di Café tersebut dengan Acha di sampingnya. Banyak yang terlihat iri terhadap Acha saat itu. Paimin mengabadikan kejadian itu sebisanya, dan meneruskan perburuan photonya terhadap model dan artis lainnya yang ada disitu. Setelah itu pulang ke kostnya setelah merasa cukup mendapatkan bahan pekerjaannya.


<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Kost-kostan #

Paimin beristirahat menghela nafas sejenak, dia baru saja sampai disitu sekitar jam 3 pagi, memindahkan foto-foto hasil surfingnya di café ke computer. Agar file aman, Paimin membuat Back Up di CD atas file-file tersebut. Setelah itu baru dia melihat semua hasilnya, redaktur tabloid memintanya untuk mendapatkan foto Cacha teman Acha, karena sedang hot-hotnya dan pasti laris jika dijadikan bahan gosip. Tetapi diantara semua foto, Paimin malah terpaut pada sebuah foto Acha yang menantang dan mengundang gairahnya. Ya, foto itu adalah fotonya yang sedang duduk tanpa mengindahkan roknya yang terlalu pendek, ditambah sebatang menthol ciri khas ‘gadis extravaganza’. Paimin terlihat lebih antusias dan lebih bernafsu pada foto Acha itu, menurutnya gadis cantik seperti Cacha dengan dandanan seronok itu lusinan, tetapi yang seperti Acha ini masih bisa dibilang langka, saat itu memang Acha masih terlihat seperti gadis yang baru terpengaruh pergaulan, namun belum masuk ke dunia artis sesungguhnya yang hancur itu. Wajah Acha masih lugu sekali, sampai-sampai Paimin sayang jika foto itu juga jatuh ke tangan redaksi walaupun ditukar dengan uang. Paimin terobsesi pada Acha !! Paimin memutuskan untuk menyimpan beberapa foto yang terdapat Acha berposisi mengundang gosip, dia menggunakan foto Acha yang seperti itu hanya untuk bahan Onani saja, tidak lebih.


<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Di sebuah Apartemen mewah di selatan Jakarta #

Om Sutanto sedang meresapi nikmatnya mulut dan tenggorokan Acha, yang dengan ahli mendeepthroath penis si Om, lidahnya lembut menggelitik serta meremas pelan buah zakar itu. Kemudian Om Sutanto menjambak Acha dan melemparkannya ke lantai kamar itu, rupanya produser itu sudah bosan dengan seks konvensional, seks sang produser itu cenderung kasar. Dia mengangkangkan kaki Acha yang mulus itu lebar-lebar dan, “Hiiiihh !!”geramnya.
Zreeekh !! penis Om Sutanto langsung mendobrak paksa masuk ke vagina Acha tanpa merangsang Acha terlebih dahulu. Sehingga penis itu meluncur di vagina Acha tanpa lendir pelumas. Acha berteriak, persetubuhan ini sebenarnya lebih menjurus ke perkosaan dan sadisme. Remasan di payudara, jambakan di rambut, gigitan di leher dan tamparan di pipi, semua silih berganti diterima tubuh Acha. Namun Acha yang ingin sekali ketenaran dan banyak uang mencoba bertahan, sebagaimana artis-artis lainnya yang pernah digarap Om Sutanto, harus menerima derita seperti ini olehnya dan beberapa rekan Pejabat yang juga menaruh ‘minat’ pada artis, baik itu artis lama maupun artis pendatang baru.
********************************
# Pada saat yang sama, di lokasi yang berbeda #

“Siaaal…siaall…siaaa…Aaakh…Aakh…Ooohh”desah pria tersebut, dia adalah Paimin yang sedang onani di kamar kost-kostannya sambil memandangi foto Acha yang seronok itu di komputernya.
Paimin tak sempat menyelesaikan kalimatnya, sekarang tangannya sudah lengket belepotan sperma yang ditumpahkannya, hal itu bersamaan dengan masuknya sperma Om Sutanto yang ejakulasi dan memuntahkan sperma dalam rahim Acha di apartemennya. Bagi Paimin, malam itu sudah usai, dia melampiaskan nafsu cukup dengan onani dari foto Acha akibat obsesi yang begitu tinggi. Namun bagi Acha, malam ini hanya sebuah permulaan, Om Sutanto mendekati dengan sebuah strap leher lengkap dengan rantainya. Yaph, Acha akan menjadi budak seks Om Sutanto setiap hari, baik itu hari libur maupun pulang sekolah karena saat itu Acha masih SMU. Acha akan menjadi budak seks sampai Om Sutanto bosan dan menemukan ‘barang baru’ untuk disalurkan menjadi artis.
“Om..jangan Om…Acha mau diapain ?!”
“Lhoo…kan kamu mau jadi artis kan ?”
“I.iya..”
“Yaa kalo kamu mau jadi artis..kamu musti jadi piaraan Om dulu…Cacha sama artis lain dulu juga begini…enak aja mau langsung main film ! engga ada yang gratis Non di dunia ! harus berjuang mati-matian ! penuh pengorbanan !!”doktrin Om Sutanto tegas.
Acha diam seribu bahasa, kata-kata Om Sutanto ada benarnya juga, perjalanan hidup tidaklah mudah, apalagi ketenaran dan banyak uang, tentu ada ‘Harganya’ untuk ditukar.
“Naah..jadi Om tanya lagi, terserah…kalo Acha mau pulang Om engga melarang, tetapi selamat tinggal ketenaran dan mandi uang…gimana ?!”kata Om menakut-nakuti Acha.
Dia tahu betul gadis macam Acha ini ingin sekali tenar, kenal banyak artis ganteng, banyak uang dan naik kendaraan roda empat.

Acha bimbang, tetapi bayang-bayang ketenaran dan mandi uang lebih menggodanya. Om Sutanto yang melihat Acha tak bereaksi, langsung memasang strap leher berantai yang segera menjadi hiasan leher Acha.
“Jangan kasar-kasar ya Om…pliss ?!”pinta Acha, dia tidak mengatakan jangan, hanya meminta belas kasihan dengan sebuah siksaan yang lebih ringan.
“Lhoo…terserah Om dong ehehehe”
Om Sutanto berlalu sesaat mengambil sesuatu dan mendekatinya lagi dengan cambuk dan penis yang terbungkus kondom bergerigi. Om Sutanto memegang rantai dari strap itu agar Acha tidak bisa lari.
“Jangan Om ampuun…!”
“Lhoo…sinetron itu kan adegannya cuma nangis aja, nah biar engga susah…Om mau bikin kamu terbiasa…kaya artis-artis yang udah ngetop, biar kamu menjiwai aktingnya hihihi !!”terang Om Sutanto sambl menyeringai mesum.
“Anak-anak sekarang…cuma mau ngetop bersedia jadi pelacur hina..Hiiihh !!”geram Om Sutanto melayangkan lecutan cambuknya. Berikutnya terdengarlah lengkingan Acha yang penuh derita, Acha yang tadinya pamit dengan orang tua untuk menginap dan bersenang-senang dengan teman-temannya, pada kenyataannya malah menyiksa diri untuk sebuah ketenaran dan banyak uang.


<><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Nasib baik #

Keesokan hari ketika masuk pagi ke kantor tabloidnya, Paimin menyerahkan foto-foto hasil jepretannya. Redaktur tampak cukup puas dengan pekerjaan Paimin, ada beberapa foto Cacha bersama dengan Acha, tetapi tampaknya tidak menjadi perhatian khusus para redaksi. Mereka malah focus pada foto Cacha yang berduaan dengan artis senior pria, ataupun ketika berbicara dengan Produser-produser atau Sutradara terkenal. Perusahaan tabloid Paimin memberikan bonus lumayan padanya walaupun tidak banyak. Hari-hari berikutnya dia menerima perintah yang sama dengan artis yang berbeda, Paimin sudah terbiasa dan tahu harus apa yang dilakukan dan harus bagaimana dalam pekerjaannya. Dia berkeliling kota dan ‘nongkrong’ di tempat yang kira-kira banyak artis untuk mengumpulkan bahan, dan bos Paimin pun puas dengan hasil kerja Paimin. Lama kelamaan Paimin semakin besar menerima hasil bonus, dan berhasil menabung hingga bisa membeli sepeda motor, walaupun butut dan tua, setidaknya senada dengan wajahnya yang jauh dari tampan itu.

# Nasib buruk #

Suatu ketika, Paimin sedang senang-senangnya karena mendapat banyak hasil jepretan yang diluar biasanya, membayangkan bonus yang akan di dapatnya. Paimin melaju dari lokasi terakhir perburuan dan hendak kembali ke kantor untuk membuat tagihan jasa atas foto-fotonya, namun dari kejauhan dia melihat api menjulang tinggi, asap mengepul dan suara sirine meramaikan. Bayak orang berkumpul dan berlarian mengambil air tertampung ember untuk mencoba membantu memadamkan, mobil pemadam kebakaran sedang sibuk bekerja keras agar kebakaran tidak merembet, Paimin terkejut !! Ia menyaksikan kantor tabloidnya terbakar dilalap si jago merah. Menurut rumor persaingan bisnis, tetapi entahlah…tidak ada yang tahu menahu penyebabnya. Memang tidak ada korban nyawa pada peristiwa kebakaran itu, semua terselamatkan, tetapi tempat bekerja, piranti computer, data-data maupun alat-alat lain untuk bekerja, semuanya dimakan api. Paimin sempat melihat atasan-atasannya menangis karena kehilangan bisnis untuk mengeruk uang dari hasil gosip, begitu juga teman-temannya, walaupun jabatannya rendah dan bergaji UMR.
(Siaall…!!), keluh Paimin kesal. Apes sekali nasib Paimin ini, baru saja dia mendapatkan pekerjaannya tak lama, dan baru saja bekerja beberapa bulan, tetapi harus menelan kenyataan dengan kembali menjadi seorang pengangguran. Paimin kembali ke kostnya berniat melampiaskan masalah dengan Onani pada foto Acha di komputer.
ZZztt…!! LOG IN…ENTER USER NAME AND PASSWORD !!
SUCCESS, PLEASE WAIT…! Klik…!! Klik..!! Paimin hendak masuk ke foldernya dan,
READING ERROR !! FILE BROKEN…!!
(Bangke…sialan nih Virus…!!),kata Paimin kesal dalam hati.
Braaakk !! Braaakk !! “Komputer sialaan…Virus bangsaat !! Anjing !!”omel Paimin.
Lengkap sudah penderitaan Paimin, baru saja hendak melampiaskan ketidak beruntungan nasibnya dalam pekerjaan pada Onani, tetapi gagal pula. Sudah jatuh tertimpa tangga namanya, Paimin lupa bahwa dia sudah membuat Back Up datanya di CD.


<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Ke-esokan hari, di kostan #

Lama Paimin termenung memikirkan nasibnya, dia menjadi pemarah dan seperti orang sinting karena Stress berat. Dia jadi sering mabuk dengan meminum minuman memabukkan yang murahan, tentu dia bingung harus bagaimana. Kemarin saja dia beruntung karena ada kandidat yang mengundurkan diri tiba-tiba. Tentu keberuntungan tidak selalu hadir setiap saat, bisa dikatakan jarang untuk orang sepertinya. Paimin sudah mencoba beberapa kali untuk melamar ke beberapa tempat, tetapi nihil karena memang belum ada lowongan. Beberapa temannya ada yang sudah mendapat pekerjaan tetapi tetap tidak dapat membantunya, begitu pula teman sekampungnya Asep. Dia mencoba menghubungi nomor HP-nya, tetapi sering tidak aktif, otomatis SMS tidak masuk dan tidak terbalas. Paimin Stress, wajah buruk rupanya yang berkulit hitam itu semakin menyeramkan. Dia mulai putus asa dengan hidupnya, dia berpikir keras bagaimana dia membayar uang kost ?? haruskah dia menjual sepeda motor bututnya yang harganya tak seberapa itu ?? haruskah dia kembali ke kampungnya ?? bisa-bisa ditertawakan dia. Paimin memang punya sedikit tabungan dari hasil bonusnya, tetapi tidaklah bisa menampung segalanya selamanya, kebutuhan pokok sangatlah mahal dewasa ini. Paimin menangkup wajahnya dengan kedua tangannya, dia bingung dan pusing. Paimin menyalakan Tv untuk menghibur diri…, Zzzztt !!
(Pemirsa…per Film-an Indonesia rupanya telah mendapatkan artis pendatang baru yang berbakat…!!), suara Reporter Tv.
(Jelita…atau panggilan akrabnya Acha…bagaimana kesan anda ketika membintangi film pertama anda…??), tanya suara Reporter Tv.
(Waaahh…seru abis !! deg-degan and bangga banget !! seru pokoknya !!), jawab suara gadis ABG itu yang baru saja menjadi artis terkenal bernama Acha.
(Gadis itu…!!), mata Paimin tertuju pada acara Tv itu, dia tak percaya.
(Gilaaa…udah ngetop aja nih cewe…!!), dalam hati Paimin.
Gadis yang menjadi obsesi seksnya itu, sekarang telah menjadi artis. Paimin kemudian teringat dengan hasil jepretan yang selalu digunakan olehnya sebagai bahan onani sudah di Back Up-nya di CD, dia mengobrak-abrik kamar kostnya dengan penuh emosi, dia lupa menaruh dimana, saking kesalnya dia membalikkan meja yang biasa untuk menaruh tabloid tempat kerjanya hingga menimbulkan suara gaduh.

Gubraaaggkk !! Bruggk…!!
“Woi…Oiii !! Apaan tuh !!,omel suara itu sedikit serak.
Tap ! Tap ! Tap !!, orang tadi menaiki tangga. Tok !! tok !! tok !!.
“Miin…suara paan tuh ?? jangan berisik dong !! gua tahu elo Stress !! tapi jangan rusakin barang gue yang ada disitu…kalo barang lo sih terserah !!”, tegas Bapak itu.
(Naaah…ketemu asik !!), Paimin tampak senang karena berhasil menemukannya. Diapun berlalu menuju pintu. Cekleek !! Kreeett…!!, pintu terbuka.
“Maaf Pak Andang berisik…saya lagi nyari barang penting Pak Maaf !!”kata Paimin tak enak hati, melihat wajah pemilik Kost itu marah dan sangar walaupun berumur.
“Ya nyari barang silahkan…tapi jangan berisik ampe kedengeran ke bawah gitu !!”kata Pak Andang yang terganggu tiduran santainya.
“Maaf Pak Andang…saya enggak berisik lagi deh..Maaf ya Pak sekali lagi !!”
“Ya udah…nyari apa sih kamu Min, sampe gaduh gitu ?!”tanyanya iseng.
“Oo…ini Pak, CD Musik…ya udah Maaf ya Pak, permisi !!”kata Paimin menunjukkan CD itu sebentar tak ingin si tua itu tahu terlalu banyak, lalu berniat menutup pintu.
“Oo CD musik doing toh…ampe rebut banget, ya udah jangan berisik lagi ya !!”tegas Pak Andang sekali lagi.
“Iya Pak permisi…”Paimin pun menutup pintu, dan Pak Andang berlalu ke bawah.
(Aaah, rupanya nasib mempertemukan kita kembali sayang hak hak hak) gumam Paimin dalam hatinya dan tertawa cekikikan sendiri seperti orang gila, tanpa terasa penisnya kembali keras mengacung, kini dia sudah mengetahui nama gadis itu.

Akhirnya keberuntungan pun berpihak padanya. Paimin mendapatkan sebuah ide dan menyeringai jahat, tahu apa yang harus dikerjakannya. Paimin kembali mencoba untuk menghubungi Asep melalui telepon di kost-kostannya, tetapi tidak ada yang mengangkat juga. Paimin berpikir untuk langsung mendatangi kostnya saja. Tetapi sebelumnya dia pergi ke toko komputer untuk memperbaiki komputernya yang rusak, setelah mempretelinya dia pun berangkat dengan sepeda motor bututnya.


<><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Rental komputer #

Paimin memijakkan kakinya di sebuah rental ketik computer tak jauh dari tempat kost-annya itu, kebetulan disitu juga melayani perbaikan hardware, bongkar pasang, rakit maupun penginstalan software. Tempat itu tidaklah besar, tetapi juga memiliki usaha sampingan seperti Voucher Pulsa Handphone dan Alat Bantu Sex disampingnya yang tersekat pisah. Penjaga sekaligus pemiliknya yang bermulut tebal dengan bergigi sedikit maju menghampiri Paimin.
“Ehm…Bang permisi, ini rental komputer ya ?!tanya Paimin berbasa-basi.
“Iyalah Mas…masa iya warung remang-remang hehehe “jawab si Abang berkelakar.
“Hehehe…bisa aja si Abang, bisa perbaikin HardDisk saya ga??”tanya Paimin.
“Tergantung kerusakan..perbaikin gimana mas maksudnya ? error gitu gak mau ngeload ya ?”tanya si tukang rental itu balik.
“Oo…begini…file-file saya engga bisa kebuka gitu..tulisannya si broken, kayanya sih kena virus, tolong diback up aja data saya yang masih bisa terselamatkan di Hard Disk ini, terus format aja dan pasangin anti virus !!”terang Paimin.
“Waah…susah juga nih masalah nyelametin data yang kena virus…gak janji yah Mas…saya coba dulu, tinggalin aja gak usah kasih DP, nti aja kalo emang saya nyerah paling cuma ongkos periksa aja ceban !”kata si tukang rental.
Paimin sebenarnya sedikit keberatan, dia ingin melihatnya langsung proses itu, jadi waktu bisa terbuka bisa langsung di-Cut ke Flash Disk tanpa diketahui olehnya File apa itu.
“Engg…ga bisa saya liat ya Mas prosesnya…soalnya data perusahaan…emm rahasia gitu deh !”kata Paimin sedikit tak enak.
“Wah…saya engga bisa Mas kalo kerja diliatin gitu, lagi juga ini udah malem saya mau tutup..kalo Mas mau buru-buru cari rental lain aja deh !!”kata si bibir maju sewot karena dicurigai. (File apaan sih…paling-paling gambar porno !!”, keluh tukang rental dalam hati.
“Bukan gitu Mas aduh…ya udah saya tinggal deh kalo gitu, kapan rampung ?!”tanya Paimin karena ingin melanjutkan perjalanan ke kost Asep.
“Tinggalin aja alamat sama no. telp rumah, atau HP kalo ada malah lebih bagus !”.
Paimin yang tak mau ribut-ribut lagi tak enak langsung menulis Alamat dan No. HP, lalu kembali mengendarai motor bututnya dan pergi ke Kost.


<><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Kost-an Asep #

“Woi…Sep…apa kabar fren ?!tanya Paimin lantang sok akrab.
“Woy…elu Min hehehe kemana aja lu gak pernah maen lagi ??”sahut Asep.
“Yaah…lu tau pan tempat kerja gue kebakaran dan gue jadi pengangguran gitu!”katanya dengan nada sedih.
“Iya gue tahu..gue liat beritanya…cuma gue kan tau elu…pasti ngamuk-ngamuk gitu deh kaya orang gila ehehe makanya gue sengaja jaga jarak dulu…takut hihihi !!”ledek Asep. Paimin memang terkenal galak, nekat dan pemberani di kampung mereka.
“Hehehe sialan lu…pantes aja gue telp ke HP ga diangkat-angkat”sahut Paimin tertawa ringan disambut tawa Asep.
“Eh, omong-omong gak ada lowongan di tempat lo…ato dimana gitu ??”sambung Paimin lagi.
“Wah..belum ada tuh Min…ntar deh ya kalo ada…!!”jawab Asep sekenanya.
“Pssstt…Sep !! gini…gue sebenernya ada perlu nih sama lo…rahasia banget !!”tolong gue ya !!”bisik Paimin.
“Boleh bantu apaan…jangan yang illegal aja”jawab Asep.
“Yah elo…ya udah..gini, lo tolong print-in gambar ini deh  buat gue !!”kata Paimin seraya mengeluarkan sesuatu berbentuk CD dan memberikannya ke Asep.
“Apaan nih…lo mao ngeprint gambar bokep di CD ini buat dijualin..??”tanya Asep menerima CD itu. 
“Bukan…udah Load aja dulu ke DVD ROM lo !!”suruh Paimin. Asep pun memasukkan CD itu dan, “Anjriiiiitt…!!”gelo lu Min !! ini kan si Acha artis ABG fav gue..!! dapet dari mana lu ?!”tanya Asep antusias.

“Hihihi…gue…siapa dulu..!”bangga Paimin.
“Gilaa…walah, ada yang pake rok mini gini lagi !! di Tv Innocent banget nih cewe !”kata Asep antusias.
“Itu dia maksud gua…ini foto mau gua minta tolong lu print-in buat gua !”terang Paimin.
“Wah..jangan-jangan lo buat meres lagi yak ?!”tanya Asep.
“Ya gitu deh hehehe gimana lo mau ikutan gak ?!”ajak Paimin.
“Waduh, gak ngikut deh Min, gue gak mao urusan polisi…udah punya kerjaan tetep !!” tegas Asep.
“Alaah..banci lu !! ya udah deh gue aja sini, tolong print-in beberapa lembar ya !!”sahut Paimin tak keberatan teman sekampungnya itu tidak ikutan acaranya. Asep pun melakukan apa yang disuruh Paimin karena tak enak juga.
“Nih…lu kalo ada apa-apa jangan bawa-bawa nama gua lu yak !!”kata Asep sedikit takut, sambil mengeluarkan CD dan mengembalikannya ke Paimin.
“Iya bawel…takut amat lu jadi orang ! btw thanks ya print-an gratisnya hehehe yo gua cabut dulu fren !!”kata Paimin.
“Walah sialan lu..kesini perlu itu doang hehehe, Ok deh…Min, c u ya !”sahut Asep, setelahnya dia hanya menggelengkan kepala atas apa yang akan dilakukan teman sekampungnya pada artis pendatang baru itu nanti.
Paimin keluar dari kostan Asep dengan rasa senang, dia kembali mengemudikan sepeda motor bututnya ke kost-kostannya untuk istirahat sebentar dan makan malam, setelahnya dia keluar menuju suatu tempat yang dirasanya akan ada Acha disana.

Tetapi na’as, dia lupa mengunci pintu kamarnya karena terlalu bernafsu ingin bertemu Acha dan memerasnya habis-habisan. Ada seseorang bertubuh gempal memasuki kamarnya, dia adalah Pak Andang Bapak pemilik kost Paimin. Tadinya dia hanya ingin meminjam CD lagu Paimin, karena di kost itu Paimin yang paling ramai kamarnya dengan musik atau full music. Bapak itu mencari-cari dan, dia melihat bungkus CD yang pernah ditunjukkan Paimin sekilas waktu itu. Dia meraihnya karena dia pikir isinya toh sama lagu. Pak Andang pun memasukkannya ke DVD Player dan ternyata malah file extension JPG atau gambar yang terbaca.
(Waah…i.ini kan artis ngetop…kok bisa ?), tanya Pak Andang dalam hati. Dia buru-buru mematikannya, mengganti isinya dengan CD lain dan kembali menaruh barang itu ke tempat semula, si Bapak senang karena bisa melihat pemandangan. Sementara di tempat lain, ada pria bermulut maju sedang mengotak-atik isi Hard Disk Paimin. Dia sudah curiga bahwa isinya berbau hal mesum, diapun sama senangnya dengan Bapak pemilik kostan. Mereka berdua mengembangkan senyuman jahat.


<><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Café tempat Paimin melihat Acha pertama kali #

“Siaall…sial banget gue !!”, gerutu Paimin.
Paimin datang ke Café itu dengan harapan bisa menemui gadis itu dan memerasnya, namun kembali sial. Bartender di sana bilang kalau gadis itu sudah tak pernah lagi main ke cafe itu, mungkin sudah dapat tempat hang out yang baru. Persediaan uang di kantongnya menipis dan kritis.
(Benarkah dia tidak pernah ke Club malam ini lagi ?), tanya Paimin dalam hati. Paimin berpikir, tampaknya dia harus mencari alamatnya dan menyaru sebagai reporter untuk mewawancarainya, mencari alamat Acha tentunya masih bisa dibilang mudah, karena koneksi Paimin yang masih terjalin hangat dengan beberapa temannya, mempunyai jaringan yang cukup luas, untuk sekedar mencari info alamat seorang artis itu mudah saja. Akhirnya Paimin pun mendapatkan alamat rumah Acha dengan usaha menghubungi teman-temannya.
<><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Kediaman Acha di Jakarta #

Berrrmm…!!
“Ya..ya..kiri dikit..bales kanan…cukup !!”suruh suara itu yang tak lain Ibunda Acha.
Acha keluar dari mobil yang dikendarainya, ketika itu saudaranya Juwita Septriasa tidak ada di tempat, pembantunya juga sedang ke pasar, hanya ada Acha dan Sang Ibunda.
“Cha..Acha…Mamah duluan yah ngantuk nih…!”kata Sang Bunda.
“Ok Mah…aku juga kedalem nih abis nutup garasi !!”katanya sambil mengetik SMS. Ibu Acha pun langsung berlalu ke kamarnya meninggalkan Acha di garasi.
“Non Acha…maaf Non..boleh saya ganggu sebentar..!!”kata seorang Pria berperawakan bengis, berkulit hitam dan bertubuh kurus itu. Acha tertegun, entah kapan Pria ini sudah ada di dekatnya. Kalau boleh jujur Acha sebenarnya sedikit takut dengan sosok pria misterius yang muncul tiba-tiba itu. Mata Acha pun merujuk ke arah Name Tag yang menggantung di leher hitamnya, dimana Acha berpikir pria ini salah satu Wartawan. Hati Acha pun senang bukan main, hal yang lumrah dirasakan oleh artis baru bangga karena terkenal. Padahal pria ini adalah Paimin yang bermaksud buruk dan mesum terhadapnya.
“Mmm..siapa yah ??”tanya Acha sambil tersenyum semanis mungkin ke arahnya.
“Perkenalkan…nama saya Paimin…dari tabloid P******!! bermaksud mewawancarai Non Acha sebentar jika tidak mengganggu..”kata Paimin sok ramah. Acha sempat berpikir bahwa dia tidak pernah dengar nama tabloid ini, Acha tidak mengikuti berita bahwa perusahaan yang memproduksi tabloid itu sudah terbakar habis, karena saat itu Acha dalam tahap ‘penggojlogan’ Om Sutanto untuk menjadi artis. Tapi satu hal yang pasti, pada saat ini perasaan Acha sedang melambung tinggi, senang dan tak peduli siapa..maupun tabloid mana yang akan mewawancarainya. Asalkan wajahnya bisa terpampang di tabloid dan membuat namanya semakin tenar dan berkibar.
“Ooh..tidak tidak…silahkan duduk…maaf kalau berantakan !!”sambut Acha ramah.
(Rumah lo rapih kok…paling Memek lo ntar yang gue bikin acak-acakan hihihi !),tawa Paimin mesum dalam hati.

“Waah…ini sih rapih Non…bagus rumahnya !!”pujinya, lain dengan kata hatinya.
“Ahahaha..bisa aja Mas Paimin ini !”sahut Acha seraya tertawa renyah.
“Jadi…ada hal apa yang mau ditanyakan mengenai saya ?”kata Acha serasa artis besar.
Paimin langsung menyeringai mesum ke arahnya, Acha sempat merasakan perasaan tidak enak melihat ekspresi wajah Paimin yang tiba-tiba berubah 180 derajat itu. Paimin mengeluarkan sesuatu dari tas buluknya, yang rupanya beberapa foto dirinya. Acha langsung terkejut, mimik wajahnya yang tadi tenang dan manis berubah juga 180 derajat, gadis itu serasa tersambar petir di siang bolong saja, yang jelas-jelas saat itu tidak hujan.
“Pak…apa-apaan ini…Bapak dapat ini dari mana…Haah ?!”tanya Acha panik dan kalut.
Jantungnya langsung berdegup kencang, mata jelitanya serasa ingin meneteskan air mata. Baru saja namanya naik daun, masa harus jatuh dan hancur gara-gara sebuah foto berpose nakal di sebuah Café, mana ada fotonya juga bersama Om Sutanto.
“Ooh..begini Non, waktu itu saya kebetulan lagi nyari-nyari bahan buat tabloid, lagi nyari artis buat di foto, pas kebetulan ada Non Acha saya lihat lagi ngerokok di pojokkan pake rok mini lagi ehehe iseng aja sih waktu itu, ‘gak nyangka foto ini bakalan berguna suatu hati gitu hihihi”jawab Paimin sambil tertawa.
(Bodoh…bodoh sekali aku ! kenapa, kenapa aku begitu ceroboh membiarkan orang asing mengabadikan aku sembarangan, dengan dandanan seperti ini…aku kira orang ini hanya iseng saja waktu itu !!), pikir Acha dalam hati. Pikirannya kalut sekali, dia bingung.
 ”Baik, kalau begitu…Mas Paimin mau berapa Juta !! aku kasih, tapi kasih aku Master foto ini lalu cepet pergi dari sini !!”Acha menegarkan hatinya, mengeluarkan ultimatum yang ketus.
“Wah wah…galak tenan hehehe…yo wis, saya minta 5 Juta..plus…pelayanan Non Acha seperti yang dirasakan Om Produser”sindir Paimin sambil menyeringai mesum.
“Apa…gak! nggak mau ! aku tambah 5 Juta lagi tapi aku gak mau digituin !!”jawab Acha  menolak permintaan disetubuhi Paimin.

“Wah…saya sebetulnya memang suka uang, tapi..saya lebih penasaran dengan nikmatnya rasa tubuh Non Acha hak hak hak”sahut Paimin tertawa sinting.
Acha ingin rasanya berlari meninggalkan pemerasnya itu, tetapi dia semakin lemas ketika tangan pria itu melambaikan fotonya yang memakai rok mini dan sedang merokok, yang bisa-bisa merusak image yang sudah dibangunnya susah payah melalui pelayanan tubuh hancur-hancuran ke Om Susanto serta beberapa relasinya yang beberapa adalah pejabat penting negara. Acha langsung merebut foto itu dan mengoyaknya menjadi serpihan dan melemparkan ke wajah Paimin, artis ABG berwajah manis itu menangis. Namun dengan santai Paimin berkata,
“Robek aja Non sesukanya…nanti saya robek juga Memek Non kaya gitu hak hak hak !!”ancam Paimin sambil tertawa menang.
Acha pucat pasi, sosok pria di hadapannya sungguh membuatnya ketakutan, wajah buruk rupa ditambah stress keuangan. Tak terasa Acha yang tadinya duduk, dia bangkit dan mundur ketakutan. Acha terbayang karirnya, karir yang akan ditukar dengan siksaan birahi yang diterimanya. Karir yang memberikan kemewahan baginya, yang mempertemukannya dengan Irwansyah kekasihnya, yang juga belum tahu tentang keadaan dirinya.
”Ja..jangan Mas…ada..ada Ibu saya di dalam !!” kata Acha ketakutan, dia mundur masuk ke ruangan depan. Pagar rumahnya juga belum sempat ditutup olehnya, karena tidak menyangka kejadiannya menjadi seperti ini.
”Ya…itu sih pinter-pinternya Non Acha aja gimana nahan teriakan hihihi”kata Paimin.
Acha terus mundur, tak terasa dia terpojok ke kamarnya sendiri. Pintu itu masih terkunci, Paimin melihat di atas pintu itu ada tulisan “ACHA”, yang berarti kamarnya. Paimin lantas menyeringai, Acha yang sedang panik ketakutan itu tak sadar bahwa di belakangnya kamar dia sendiri.

“Non, pas bener…ya udah ayo masuk ke kamer Non aja !! kalo di ruang tamu nanti Ibu Non tahu kan ?? ayo..!!”suruhnya.
Acha yang dari tadi menutupi kedua payudara yang masih berpakaian lengkap itu, gara-gara pandangan ‘lapar’ Paimin, membalik tubuh indahnya. Dia membuka kunci, dan memutar handel pintu perlahan, karena tak rela akan disenggamai makhluk sejelek Paimin. Semesum-mesum wajah Pejabat atau Produser yang memakai tubuhnya, tidak separah wajah Paimin. Saat masih memutar handel pintu itu, Acha risih merasa pantatnya diremasi tangan kurus Paimin.
“Non..montok banget !! artis sering fitness sih ya !!”leceh Paimin. Akhirnya pintu pun terbuka, dan ruangan mewah, kasur springbed dan boneka-boneka terjejer. Acha segera menutup pintu agar Ibunya tidak tahu kejadian ini. Paimin dengan menyebalkan duduk di kasur Acha. Acha benci sekali dengan orang yang memerasnya ini, dia berpikir kalau terlihat takut dan tunduk di depan orang seperti ini, hanya membuatnya senang. Acha membusungkan dada, dia masih tak berdaya namun mencoba tegar.
“Ok, Non Acha pasti tau apa yang saya mau…pertama, panggil saya Tuan !!”perintah Paimin.
”Baik..Tuan ! tapi sebelum kita mulai, gue cuma mao bilang, ini semua cukup hari ini! lo musti janji ngembaliin barang itu, gue pasti hari ini nurutin semua yang elo mao plus gue kasih 5 Juta, kalo lo nekat maksa besok gue masih harus layanin lo dan seterusnya lagi, gue juga nekat lapor polisi, gak peduli sama karir artis gue, jadi cukup sekali ini aja OK!!”tegas Acha.
“Hmmm…OK !!”jawab Paimin singkat. Tak masalah baginya asal bisa mencicipi Acha seharian penuh ini.
“OK kita lanjut, berikutnya…hmm, buka semua pakaian Non sampe bugil gil gil hak hak hak”perintahnya seraya tertawa sinting.
“Baik Tuan…!!”jawab Acha singkat dan ketus.

Acha yang tak punya pilihan langsung menuruti perintah Paimin, si cantik itu melepas satu persatu pakaiannya, Paimin meminta Acha melempar Bra dan Celana dalamnya ke arahnya, Paimin menikmati pemandangan itu sambil menghirup harum pakaian dalam Acha, penisnya semakin mengacung saja, wajah Paimin langsung Mupetot (Muka pengen ngentot) melihat Acha telanjang. Beruntung Paimin, Acha suka sekali menjaga kemaluannya bersih, dia mencukur bulu kemaluannya. Paimin menarik tubuh Acha agar mendekat dan, Hap…!! Paimin langsung menjilat dan melahap vagina Acha sambil duduk di pinggiran ranjang. Acha merem melek keenakan juga sambil meremas rambut keriting pemerkosa yang dibencinya itu. Mulut hitam Paimin sangat rakus menyedot vagina Acha, seperti orang kelaparan, sampai-sampai Acha juga tak tahan untuk menolak orgasme pertama bersama pemerkosanya. Tubuh Acha bergetar hebat sambil menutup mulutnya, dia mencoba sebisa mungkin meredam suara karena takut terdengar Ibunya. Tersiksa sekali Acha orgasme yang seharusnya dilepas dengan erangan nikmat keras dan panjang terpaksa diredam dengan tangannya.
“Sluurrpphh…Shrepph cep cep Aah…enyaaak…gurih Memeknya artis hihihi !!”ejek Paimin sambil tertawa menyebalkan. Acha kelelahan dan duduk di lantai sesaat, Paimin membiarkan pelacur artisnya itu istirahat sebentar sambil memandanginya dengan pandangan melecehkan, sementara Acha menatap balik dengan pandangan marah penuh kebencian, walaupun tidak menampik bahwa Paimin memberikannya kepuasan yang tidak pernah diberikan Irwansyah. Menurut Irwansyah, Oral sex itu kotor. Baik itu dari Acha ke dia, atau dia ke Acha
“Naah sekarang…saya yakin Non pasti punya stocking bokep yang biasa dipake Striper iya kan ?! nah pake itu sekarang, yang warna hitam !!”suruh Paimin.

Acha mengerti, yang dimaksud Paimin adalah Fishnet (jaring ikan), memang Acha dan artis harus punya ketika dia disuruh striptis Bos-bos jadi lebih hot dan seksi. Dia bangkit dan membuka lemari pakaiannya yang tersembunyi, untuk pakaian-pakaian yang seperti ini Ibunya memang tidak tahu menahu. Acha selalu seperti malaikat di matanya dan di mata pemirsa. Selagi mencari dia merasakan tangan Paimin meremas pantatnya dari belakang dengan gemasnya.
“Hhmmm..gimana Non…ketemu ?!”katanya sambil menggerayangi tubuh Acha.
Deg…!! Acha kaget, ketika Paimin memeluknya, dia merasakan penis Paimin yang panjang itu di pantatnya. Acha sebenarnya kaget akan dua hal, yang pertama dia kaget Paimin telah bugil, yang kedua batang penis Paimin yang panjang. (Mustahil !!), dalam hati Acha. Setelah berusaha terus mencari, perjuangan keras mengacuhkan kehadiran Paimin yang menempel ketat di belakang tubuhnya, akhirnya ketemu juga.
“Nih..ya udah, Tuan tunggu dikasur dulu dong ! mau liat gue striptis kan pake ini ?!”kata Acha sebal seraya menunjukkan jaring ikan hitam itu. Paimin tersenyum mesum, pria berkulit hitam itu mencium pipi Acha yang mulus lalu kembali ke kasur.
“Kayanya Non Acha udah biasa yah…Ok lah sok !!”kata Paimin.
Acha mengenakan stocking hitam seksi bak pemain blue film itu, lalu menyetel musik untuk meredam suara permainan seks mereka. Lagu ‘Maps of the Problematique’ dari Muse pun mengalun, lagu yang berirama beat itu menambah goyangan Acha yang memang sudah Hot menjadi tambah Hot saja. Acha terpaksa harus merasa seksi di depan pemerkosanya itu, agar dia cepat menyetubuhinya, habis spermanya dan melepaskan dirinya secepatnya. Acha meliuk-liukkan pinggul padatnya, tangannya satu menekuk ke atas dengan seksi, bahkan menyentak kakinya ke arah Paimin lalu berbalik dan menghadapkan pantat sekal putihnya persis di depan wajahnya. Paimin onani karena tak tahan dengan gadis obsesinya itu striptis di depan matanya, dengan dandanan Hot pula, mulut orang kampung itu langsung bergerak melahap, tetapi Acha sengaja nakal dengan mengelak, seperti kebiasaannya di depan Bos-bos. Paimin yang sudah tak tahan merasa dipermainkan langsung mendekatkan penisnya ke pantat Acha yang sedang bergoyang nakal itu, mengocoknya sebentar dengan cepat dan menekan kepala penis hitamnya, “Oookh…!!”kejan Paimin.

CROOOTTT !! BLAARR !! JROOTT !! CROTT !!
“Aaaanghh…Aaaaaaanngghh…”desah Acha seksi, dia tidak menyangka Paimin akan menyiram body seksinya yang sedang berputar itu. Kontan saja pantat Acha mandi sperma Paimin, Acha sudah terbiasa walau tak suka. Paimin puas dengan ejakulasi pertamanya. Nafsunya kembali naik cepat melihat pantat Acha yang belepotan sperma dia sendiri. Paimin melempar tubuh Acha ke ranjang hingga menungging di pinggir ranjang, dia menarik kakinya agar berpijak di lantai tetapi setengah badannya tetap di ranjang, Acha hanya menjerit pasrah menungging. Paimin menampari pantatnya hingga terceplak merah bergambar telapak tangan karena pantat Acha berkulit putih. Sambil menampar dia juga getol meremasnya, bahkan menelusuri halusnya paha Acha yang sering mandi susu itu centi demi centi.
“Tuan…pelan-pelan Tuan…nanti kedengar.Aaaaakkh !!”
Belum sempat Acha menyelesaikan kalimatnya sudah mendarat tamparan keras di pantat berkulit putihnya. Acha mulai resah gelisah, selain karena takut ketahuan, tubuhnya juga mulai terangsang oleh jari Paimin yang kini bermain dibelahan vaginanya. Sekarang Acha harus bekerja extra keras menahan lenguhan, desahan dan erangan. Acha menggigit sprei ketika jemari Paimin mengocok vaginanya dengan brutal diselingi tamparan di pantat sekalnya. Tangan gadis itu mencengkeram pinggiran ranjang dengan kuat, matanya mendelik dan tubuhnya menegang. “Aaaangghh…!!”
Crrrtt…!! Creett !! Serrr…!! Acha orgasme.
Dia mendapatkan orgasmenya dari orang kampung yang memerasnya dan sangat dibencinya itu, sungguh kontra sekali. Acha hanya bisa menurut ketika Paimin memintanya menjilat jemarinya yang berlumuran cairan orgasmenya sendiri. Tubuh gadis itu lemah akibat orgasme yang dialaminya, dan kini ia tak bisa menolak ketika Paimin menyepak kedua kaki Acha agar meregang lebar, penisnya yang sudah bangun dan menuntut persenggamaan melalui vagina Acha sudah mengancam di depannya. Paimin nampak ingin mendoggy Acha,

Zreeekk !! penis Paimin pun mendobrak paksa vagina Acha untuk menerima dan menjepitnya. Mulut Acha terbuka dan menjerit kecil lalu buru-buru menggigit sprei kencang, untung saja musik yang keras membantu meredam jeritan singkatnya tadi.
“Oookhh…enaknya Memek artis…emang laen rasanya..Eeenggh !!”celoteh Paimin.
Paimin tampak menikmati jepitan dinding vagina Acha, tapi dia tak berlama-lama dan langsung bergerak brutal menyetubuhi Acha, sodokannya semakin lama semakin cepat dan kasar, tubuh Acha terpental-pental. Kaki jenjangnya yang berdiri tegak sudah mentok ke pinggir ranjang, karena terus menerus tersentak-sentak. Paimin menjambak rambut Acha dan menggenjotnya dengan lebih bertenaga, diselingi tamparan-tamparan di pantat Acha hingga menimbulkan bilur-bilur kemerahan. Tubuh Paimin serasa lebih hangat mengeras dan bergetar nikmat, dia mendekati ejakulasi dan menyodok Acha lebih sinting. Paimin mengangkat kedua kakinya dan naik ke ranjang Acha, dan menumbuk-numbuk artis ABG cantik itu hingga menungging tengkurap. Spring bed empuk dengan Per kualitas tinggi itu memudahkan penetrasi Paimin, sehingga waktu Paimin menekan penisnya dalam-dalam, tubuh Acha tertekan ke bawah lalu membal kembali ke atas. Sprei putih tempat tidur masih diremas dan digigitnya menahan birahi serta erangan nikmat dirinya. Tangan kanan Paimin mencengkram pundak Acha sekaligus menekan tubuh Acha agar tidak bisa bergerak dan bangun, tangan kirinya lanjut menjambak rambut kemerahan boundingannya, sehingga wajah cantiknya sedikit mendongak kebelakang menyamping, bertatap-tatapan dengan pemerkosanya. Acha sebenarnya ingin muntah melihat wajah Paimin. Buruk rupa, berkulit hitam, tubuhnya sedikit kurus, rambut kumal cocok dengan keadaan stressnya, liur dari bibir hitamnya yang bau menyengat hidung, hembusan nafas yang tak sedap menerpa wajah, melengkapi penderitaan yang menyelimuti Acha. Sedang asyik-asyiknya Paimin mendoggy Acha, tiba-tiba handphone Acha berbunyi.
Deg…!!, jantung Acha berdegup. Disaat tersiksa birahi seperti ini, ada siksaan tambahan.

“Aduh !! siapa sih…?! ganggu orang ngentot aja ! inget Non jangan coba omong macem-macem awas yah, kalo mau Master foto Non kembali, paham  ?!”ancam si Paimin sambil menjambak rambut Acha, wajah Acha mendekat dipaksa menatap wajah jeleknya yang menyeramkan.
Acha hanya mengangguk ketakutan, masih dengan penis melekat ketat di vagina, mereka bangkit untuk mengambil HP yang berbunyi di meja rias kamar itu. Acha sungguh bersusah payah berjalan dari tempat tidurnya ke meja rias itu, padahal jaraknya tidaklah jauh. Tentu saja dengan penis Paimin yang panjang dan sedang meraja di liang senggama miliknya, membuat Acha kesulitan menahan kenikmatan dikerjai Paimin. Paimin sendiri sedang merasakan nikmat di penisnya yang terjepit vagina Acha, sambil berjalan. Bahkan karena Paimin sedikit lebih tinggi dari Acha, ditambah panjang penisnya itu, memaksa Acha untuk berjalan sedikit menjinjit. Jarak yang dekat terasa jauh, waktu yang sebentar serasa panjang. Tak terasa pelecehan itu membuat vagina Acha kian banjir oleh lendirnya. Akhirnya, dengan perjuangan penuh..Acha berhasil sampai di dekat HPnya. Artis cantik itu menundukkan badan untuk mengambil HPnya, kontan posisinya menungging seksi. Jari lentik yang kukunya sering dihias kutek itu meraih HPnya, Acha melihat siapa yang menelpon, disitu tertera ‘Irwansyah My Love !!’. Acha bingung harus bagaimana. Ketika sedang bingung-bingungnya, Acha merasa tubuhnya yang sedang berposisi menungging itu tertarik kebelakang sedikit, dengan gerakan cepat dan tiba-tiba Paimin menyentak dan melesakkan penisnya dalam-dalam.
“Huuungghh…!!”geram Paimin.
Zreeeekk !! “Aaaaaakkh…!!”erang Acha refleks.
Artis cantik itu tidak bisa meredam suaranya, karena dia takut terjeduk cermin rias di di depannya dan refleks memegang pinggiran meja rias, sebelahnya masih memegang HP.

Acha merasa sodokan penis Paimin itu serasa menjebol vaginanya di kedalaman yang belum pernah terjangkau oleh penis-penis sebelumnya, karena begitu panjang penis orang kampung tersebut. Setelah tertancap sempurna, mereka kembali melenguh nikmat.
“Heh…ayo jawab Perek !! Eeeenggh !”suruh Paimin dengan nada galak sambil melenguh nikmat karena penisnya menancap mantap di vagina Acha.
(Sialan lo…gue juga dari tadi pengen jawab kalo elo ga nyentak gue kaya tadi !!), omel Acha dalam hati.
“Ha..halo..Sayang..AMmppphh !! Acha langsung menutup mulut dengan tangannya dan menutup lubang bicara HP, karena Paimin mendudukkan diri tiba-tiba di meja rias itu. Paimin menjulurkan lidah karena merasakan betapa nikmat penisnya terjepit dan tertumbuk vagina Acha yang sangat legit itu.
(Acha Sayang…mau aku jemput ato gimana ??), suara Irwansyah keluar dari HP.
“E.eng..engga..usah.Aaaaaakkhh !”erang Acha yang kali ini tidak menutup lubang bicara HP, sulit karena Paimin dengan sengaja menyentaknya ke atas sambil memegangi tangan kiri Acha, sementara tangan kanan Acha memegang HP di telinganya.
“Cha…Acha…kenapa kamu ?!”tiba-tiba Ibunya bertanya di depan pintu. Acha panik, dia pikir Ibunya masih tidur. Paimin sendiri juga kaget, dia tidak ingin sampai Ibunya Acha tahu. Ibunya pasti lebih memilih lebih baik foto itu tersebar, Paimin tertangkap dan Acha gagal diperkosa. “Jangan omong sembarangan Non..!!”ancam Paimin dengan wajah yang menakutkan. Acha yang masih haus ketenaran dan berpikir betapa memalukannya foto tersebut, terpaksa berbohong.
“Eng..gapapa Mah…cuma kecoa…udah pergi !”dusta Acha.
“Ooh, kirain kamu kenapa-napa…udah dua kali Mamah denger kamu teriak…bikin Mamah jantungan aja kamu, ya udah..“sahut Mamahnya.
Geraman Paimin tidaklah sekeras erangan Acha, karena Paimin cenderung mendehem dan memfokuskan pada sodokan penis. Berbeda pada Acha yang posisinya sebagai receiver atau penerima sodokan, tentu kadar kerasnya erangan dari kasar atau dalamnya sodokan penis di vaginanya.

(Halo..halo Sayang !! kenapa kamu teriak..??), tanya Irwansyah di Handphone.
“E.engga apa-apa kok Yang…makasih ya !! oya aku berangkat sendiri aja, Dadah !”kata Acha buru-buru menutup pembicaraan untuk lepas dari derita birahi.
(Oh ya udah, kirain kamu kenapa-napa..Ok..dadah…Muach !!”), ucap sayang Irwansyah.
“Muach juga dadah…!!”balas Acha menutup pembicaraan di HP.
“Acha Sayang, Mamah mau arisan dulu ya di sebelah..kamu jangan lupa nanti sore ada syuting…Mamah engga bisa nganter, Bi Ijah masih Mamah suruh belanja bentar lagi pulang…kalo Bi Ijah belum pulang kamu mau jalan, ya kamu gembok aja, Mamah, Bi Ijah sama Juwita ada kunci serep kok Ok !! istirahat yang cukup ya Dadah…!”kata sang Ibu.
(Damn…gue lupa !! masa gue harus bawa orang aneh ini ke tempat syuting ?), pikir Acha dalam hati. “Daaah…!!”sahut Acha lantang, sementara pikirannya masih kalut.
“Chaa…kok kamu belum nutup pintu garasi sih ?? untung aja engga kemalingan mobilnya !!”marah sang Ibunda Acha.
“Iya Mah maaf…Acha ngantuk ! tolong ya !”dusta Acha lagi.
“Ya udah, ngantuk sih ngantuk !”gerutu sang Ibu, sambil menutup pintu garasi.
Setelah yakin Ibunya sudah keluar, Paimin menyeringai.
“Non…ternyata acting Non bagus yah…saking bagusnya bisa dipake bohongin orang tua sendiri hak hak hak hak”.
(Gue bohong terpaksa, karena lo maksa gituin gue sialan !!), maki Acha dalam hati.
“Nah Non, bisa lanjut nih entotan kita”kata Paimin seraya menyeringai.
Acha memandangi Paimin di kaca rias itu dengan penuh kebencian dan jijik, Acha tidak pernah membayangkan dapat disetubuhi oleh orang macam Paimin. Paimin menangkup kedua payudara Acha, meremasnya kencang dan menaik turunkan tubuh Acha dengan gencar. Vagina Acha dipaksanya menumbuk-numbuk penisnya yang mengacung. Paimin mencengkram kedua lengan Acha agar lebih mudah membetotnya menumbuk ke bawah, dimana tangan Acha masih menggenggam HP-nya.

Paimin yang menyenggamai Acha sambil menikmati wajah cantiknya di kaca rias, tidak bisa bertahan lama karena terlalu legit vagina Acha. Paimin mencengkram pundak Acha, menaik turunkan tubuhnya, Paimin menceracau jorok dan menggeram tak karuan menuju ejakulasinya.
“Gila Memek lo…gila Memek loo…Gilaaaaaaaaaaakkkhhh !!”geram Paimin.
Sambil menekan pundak Acha sehingga menumbuk penisnya yang terjepit dalam-dalam.
Jleeeebbh !! “Iyyaaaaaaaahh…!!”erang Acha.
CROOOOOOOTTTTSS !! CROOOTTT !! JRUOOOTTTT !! CROTT !!
Tubuh hitam Paimin memeluk tubuh molek Acha yang berkulit putih sambil menembaki spermanya, Acha pun menyambut dengan sebuah lengkingan panjang, Paimin mengejat-ngejat berdehem nikmat di punggung mulus Acha, dia pasrah vaginanya dipenuhi sperma Paimin. Cairan putih pekat dan kental itu terasa hangat sekali dirasakan vaginanya. Acha masih bersender di tubuh hitam Paimin yang masih meresapi lenikmatan ejakulasi dari tubuh artis obsesinya. Ketika nafas Acha masih senin kamis, handphonenya kembali berbunyi walaupun kali ini hanya bunyi SMS.
Tinutt !! Tinutt !!. Artis ABG Favorit pemirsa yang cantik jelita itu membaca isi SMS.
Deg…!!, jantung Acha serasa terhenti, tangannya yang memegang HP gemetar, matanya yang jelita terbelalak. SMS itu dari Irwansyah.
(Acha Sayang, sorry aku ada yang lupa ngingetin kamu ! nanti malam kamu abis syuting ditunggu makan malam sama keluarga aku, kamu engga lupa kan nyokap aku Ultah ? dan juga jangan lupa…ade sepupuku sukanya sama boneka babi, dia seneng juga sih waktu kamu beliin boneka beruang…ya itu kalo kamu mau beliin hadiah, engga beli juga engga apa apa…aku sengaja SMS takut kamu lagi nyetir di jalan Ok ?! ya udah dadah Muah !), isi SMS tersebut.

Beberapa hal yang ditakuti Acha Pertama, dia syuting terpaksa membawa Paimin. Kedua, merayakan Ultah Ibu Irwansyah ikut membawa Paimin. Ketiga, dia membeli boneka di Mall juga terpaksa membawa Paimin ikut serta. Tentu hari ini dia berjanji penuh untuk melayani Paimin, tentu Paimin tidak perduli apapun kepentingan Acha hari ini. Acha bertambah kalut pikirannya, dia semakin ketakutan mendengar suara serak dari belakangnya.
“Waah…asik nih gue bisa jalan-jalan ke Mall, ikut ke tempat syuting dan ngerayain Ultah bareng Artis sambil ngentot !!”kata Paimin menyeringai mesum ke arah Acha melalui media cermin, Acha menatap Paimin balik dengan wajah memelas di kaca rias itu. Acha semakin terasa bertambah tersiksa saja mendengar Paimin berkata.
“Naah…sebelum berangkat pergi, tentu tubuh kita musti bersih kan Non…kalo begitu, yuk kita mandi dulu berdua ehehehe mumpung rumah Non sepi…!!”saran mesum Paimin dengan wajah menyeringai cabul.
Acha menggeleng-gelengkan kepala, (Tidak…Tidak..Tidaaaaaakk !!), dalam hati Acha. Kemudian terdengarlah suara “Hak hak hak hak…!!” yang merupakan tawa menyebalkan Paimin.